-21.58-
Suara rintikan air dari balik jendela mengingatkanku. Ya,
kembali ‘menjelajahi’ waktu. Bukan arti menjelajahi pada umumnya, hanya saja
sekedar berputar-putar di kepala. Diingatan. Memang benar, ya, apa kata
psikolog di media sosial itu(entah sungguhan atau hanya orang yang mengaku),
hujan mempunyai dampak besar untuk mengingat sebuah masa lalu. Kurang lebih
seperti itulah katanya. Yaa, walaupun suara rintikan air dari balik jendela itu
bukanlah hujan sungguhan(entahlah, aku juga tidak mengeceknya, apakah itu hujan
sungguhan atau hanya bunyi air yang jatuh dari penampungan air.), tetapi tetap
saja, otak kananku lebih mendominasi daripada otak kiriku. Ya seperti yang
kalian tahu, ‘long term memory’, jadi dengan mudah aku bisa saja ‘menjelajahi’
waktu lalu jika aku mau. Atau malah bayang-bayang yang telah lalu seperti
mengajakku bermain ‘kejar-kejaran’. Aneh gak sih? Hahaha
Menulis di malam hari memang bukan pilihan yang mudah. Bisa saja
apa yang ingin kutulis jadi buyar lari semua karena mengantuk. Tapi aku suka
malam hari. Suasanya tenang. Apalagi kalau tiba waktu aku telah memasuki kamar.
Haah, serasa punya dunia sendiri. Yah, kamarku bisa dibilang tidak rapi. Novel yang
belum habis kubaca berceceran, boneka disana-sini, ada kabel cash ponsel dan
laptop, baju yang tergantung, belum lagi dengan kertas dan alat tulis yang
menjadi bahan pelampiasan emosiku. Aku bisa saja mencorat-coret sesukaku jika
mau.
Sekali lagi aku suka malam hari. Tetapi tidak untuk malam
ini. Aku sejujurnya ‘sedikit’ membencinya. Aku benci keributan. Aku tidak
nyaman jika ada banyak orang disekelilingku yang sedang asyik bercengkrama apalagi dengan
bunyi terompet dan petasan itu. Boleh saja kalian menyebutku egois, tak
berperasaan, gak gaul, sok sibuk, dan sebagainya yang sejenis. Tapi apa kalian
tahu bahwa manusia ada 2 sikap? Ekstrovert dan introvert, (mungkin begitu
tulisannya). Ada yang terbuka dengan dunia luar, ada yang tertutup. Aku juga
tidak tahu penjelasan pasti keduanya. Sangat susah mengingat-ingat istilah
psikologi seperti itu.
Jadi ini semua tentang apa? Ketika aku memulai menulis
tulisan ini, aku ingin menceritakan tentang seseorang. Tapi ketika sampai di
pertengahan, aku berpikir untuk tidak melakukannya. Ya sudahlah, biarkan saja. Lebih
baik aku memendamnya daripada mengumbarnya. Bukankah diam adalah cara terbaik
jika kau mengungkapkan tapi tak ada yang mengerti?
Jika saja seseorang itu membaca tulisanku. Aku akan sangat
bersyukur J
0 komentar:
Posting Komentar