Ketika Harapan Itu Setinggi Angkasa

(Hello, untuk readers yg baca entri ini, mungkin akan benar-benar mengerti jika mengetahui kisah aslinya. But, Happy Reading aja deh^o^)
Pertemuan ini, tak lebih dari sekedar pandangan. Ucapanpun jarang.
Tapi, mengapa pandanganmu dari hari ke hari semakin membuatku bertanya. Aku tahu, mungkin ini hanya sebuah perasaanku saja. Mungkin hanya aku yang tidak menyadari bahwa semua biasa saja.
Tapi aku percaya. Mata sendu itu, jika menatap memiliki makna. Entah apa makna dibalik itu semua.
Mungkin kau tak sadar. Jika selama ini, aku terus dan terus memerhatikan gerak-gerikmu. Semuanya.
Caramu tersenyum, tertawa, memandang, berbicara, gelisah, berjalan, berlari, berolahraga, menulis, memerhatikan sesuatu, bahkan sampai caramu mengacuhkanku. Aku tahu semua itu.
Tidak. Aku tidak sedih jika kamu mengacuhkanku. Bahkan aku senang, aku masih bisa memerhatikan setiap langkahmu secara diam-diam.
Suatu ketika, pernah pandangan kita bertemu. Tak terdengar sedikitpun kata terlontar dari mulut ini. Entah itu karena gengsi, malu, atau.. takut. Jangankan kata. Untuk mengulaskan senyumpun, aku harus bersusah payah.
Pernah suatu hari, aku memiliki firasat buruk yang terjadi dengan perasaanku. Benar saja. Hari itu aku benar-benar hancur. Aku merasa, tak ada sepatah kata-pun yang aku keluarkan itu berguna untuk menghibur diriku yang sedang terpuruk. Mengapa? Mengapa aku harus ada bahkan mendengarkan kata-kata itu?
Tolong, aku belum sanggup untuk mendengarnya. Tolong mengertilah.
Biarkan aku menjadi diriku terlebih dahulu. Mencari kebahagiaan dunia sesaat. Tapi, apa mungkin? Baru saja bahagia karenamu, sekarang tersakiti oleh karenamu pula? Ya, memang, aku belum tahu, siapa orang yang kau maksud itu sebenarnya.

Kubiarkan hati ini berlabuh terlebih dahulu. Berlabuh dalam dermaga yang terdiam 1000 bahasa. Dalam hati aku berdo'a. Semoga aku selalu bisa mendo'akanmu disetiap waktu. Iya, misalpun aku tahu, kau tak lagi seperti yang pertama aku kenali. Bersahabat, hangat, ramah, itu semua tak lagi ada.
Tapi, jika kembali pada 'moment menyedihkan' itu, aku sempat berfikir lagi, siapa sebenarnya orang yang kau maksud? Apa aku boleh mengetahuinya?(:
Lambat laun hari berjalan seperti biasa. Memerhatikannya dengan kebisuan, memandang dari kejauhan, memotret layaknya paparazzi, hingga bertemu pandangan tapi masih dalam diam. Memang, mungkin sampai kapanpun, cinta ini tak pernah terungkap.

Suatu hari aku tahu! Tahu akan hal yang sering terbersit dalam benakku! Aku mengetahui siapa orangnya (:
Rasanya seperti terluka. Sakit, perih, sampai membawaku terlarut dalam suasana kemudian jatuhlah bulir bening dari kedua mataku.
Aku tahu. Tanpa seorangpun memberi tahuku. Memang, aku selalu menyembunyikan semuanya dari teman-temanku. Tapi apa rasa ini dapat dibohongi? Tidak. Sedih tetaplah sedih. Sakit tetaplah sakit. Aku tidak dapat membohongi diriku sendiri. Aku sadar, kehadiranku tak lebih dari seseorang yang asing, kemudian memerhatikanmu seperti penguntit.
Aku menjauh, bukan berarti aku tidak memerhatikanmu. Aku menghindar, bukan berarti rasa itu memudar. Inilah aku. Yang mencoba melupakan rasa sakit itu dengan caraku sendiri. Tapi apalah daya? Jika semakin lama aku menjauh, rasa rindu itu terus menggebu.
Biarlah waktu yang menyembuhkan luka dikala itu. (:

Happy Born Day To You

Insomnia-ku mulai lagi. Entah aku terlalu banyak beban fikiran atau apalah. Aku selalu benci saat-saat begini. Saat dimana aku terjaga diantara orang-orang di rumahku yang telah tertidur pulas. Untuk memejamkan mata saja susah. Seperti masih ada sesuatu yang mengganjal di fikiran. Tapi aku tak tahu itu apa. Ahh, ini benar-benar mengganggu. Besok pagi-pagi sekali, aktivitasku di hari baru harus segera dimulai. Pfftt...
Lantas malam-malam seperti ini, apa yang akan aku lakukan? Menonton TV saja aku sudah bosan setengah mati. Tak ada lain dan tak ada bukan, pasti saja aku mengutak-utik HP kesayanganku ini. Entah apa saja yang ku utak-utik selama itu. Untung saja HP-ku ini tidak pernah tertidur, sehingga ada yang menemaniku ketika insomnia. *eh :v

Waktu telah menunjukkan kira-kira jam 11 malam. Alhamdullilah, aku mulai mengantuk juga. Tapi.. Aku baru ingat! Besok itu ulang tahunnya dia. Ahh.. Besok paket BBMku telah berakhir pula. Tak mungkin aku mengucapkannya secara searah di sekolah. Bisa mati gillaak --" Apa nanti dikata orang? Ahh, membayangkannya saja aku sudah pusing tak karuan --" Berapa banyak kata yang dilontarkan oleh mereka yang terlalu labil?--"
Akhirnya aku putuskan untuk menunggu hingga jam 12 malam. Tadinya aku ngantuk banget. Tapi lama-lama aku mulai terbiasa juga.
11:15...
11:30...
11:45...
Akhirnya 15 menit lagi aku bisa tertidur pulas dan telah mengucapkan happy born day kepada seseorang. :)
Entah mengapa 15 menit itu rasanya lama sekali jika ditunggu-tunggu. Aku lelah. Tapi rasa mengantukku hilang.
Jam 12 dini hari tiba. Aku mengetikkan beberapa kata di layar ponselku untuk ku kirim ke dia.
Duh.. Mengapa aku benar-benar nekad??--"
Apa kata dia nanti?? Dikira aku sengaja untuk menunggu menjadi orang pertama yang memberi ucapan padanya. Aku tidak begitu ._.
Memang sih, ini antara sengaja dan tidak. Sengaja karena aku memang benar-benar menunggu jam 12 dini hari. Dan tidak sengaja, karena tadinya aku insomnia --"

Entah do'a yang kuberi kepadanya di respon baik atau tidak. Yang penting aku benar-benar tulus mendo'akannya.
Once again!
Happy born day to you!! :) I feel happy too at this moment!! :) Hopefully all of your wishes can be come true!! :) Allah bless you, "friend" :)