Takdir Itulah Yang Menentukan

(BackSound : JodohPastiBertemu-CoverByDwitasari)

Kau yang disana, apakah kau tahu seberapa besar diriku mencinta? Seberapa besar penantian yang aku diami? Diam-diam rasa ini tak seperti dulu. Mengapa? Mengapa kau kian hari semakin membuatku bertanya-tanya? Kau ingat ketika tatapan mata kita bertemu secara tidak sengaja? Aku tahu, memang susah menjadi orang yang benar-benar kau inginkan. Tapi inilah diriku. Sebuah cinta yang tak direkayasa yang benar adanya.
Tapi, begitulah hukum alam. Ketika senang datang, sedihpun tak luput menghampiri. Kisah ini ibarat roda berputar. "Ketika ku kayuh sepeda dengan kencang, pasti roda yang tadinya diatas, akan cepat menjadi yang dibawah", "Ketika rasa cinta itu benar-benar besar, tak sedikit pula rasa sakit secepat kilat yang aku alami secara bertubi-tubi."
Andai kau tahu hidup ini yang sebenarnya. Aku salah! Salah besar! Aku menyisihkan rasaku terhadap orang lain yang 'sudah dekat' denganku demi kamu yang selalu kutunggu kapan akan sadarnya. Bodohkah aku? Ya! Padahal aku tahu, kau tak pernah benar-benar melihatku. Mungkin aku tak seperti yang kauinginkan. Mungkin aku tak terlalu bersinar diantara perempuan yang ada disekitarmu dan mungkin yang lebih dekat denganmu.
Memikirkanmu saja aku sakit. Apalagi jika aku benar-benar mencintaimu? Aku hanya berharap pada satu hal, yaitu "takdir kau dan aku." Karena aku tahu, takdir itulah yang menentukan bagaimana sebaiknya jalan kau dan aku. :)
(-♬Dalam hidup, pasti ada yang datang dan pergi.. Memberi cinta atau menembus luka.. Namun bukankah Tuhan selalu punya rencana? Setelah hujan pasti selalu ada pelangi.. Setelah luka pasti ada bahagia.. Setelah menunggu pasti akan ada yang datang.. Semua indah pada waktunya.. Jika kau mau menunggu, berusaha, dan berdo'a..-)

Apakah Itu Kita? Saling Memandang Namun Terdiam 1000 Bahasa?

Sudah lama aku mengenalmu. Dan dari awal itu, aku menganggap sosok sepertimu adalah yang kucari selama ini. Tapi entah mengapa, mulutku berkata berbeda. Dan pada akhirnya, aku lebih memilih 'dia' sebagai orang yan aku cintai. Tapi aku salah. Aku seakan kembali pada masa lalu. Masa dimana aku memilih engkau sebagai tempat hati ini berlabuh. Bayanganmu tak mudah untuk ku lupakan. Sosokmu yang tegas serta dewasa, mencoba aku untuk mencari sosok seperti itu pada diri orang lain. Namun aku tak bisa menemukannya. Akhirnya aku tersadar, bahwa hanya dirimu satu. Tapi apa ini semua sudah terlambat?

Sosokmu dari hari ke hari, kian aku kagumi. Akankah aku terjebak dalam hati seseorang yang aku kenal sejak lama, namun selalu terdiam 1000 bahasa? Aku merasa engkau adalah orang yang misterius. Bagaimana tidak, kita sering berjumpa, namun hanya berbicara sekedarnya. Tetapi sorot matamu itu yang membuat aku bertanya-tanya. Kata-kata para temanmu itu yang membuat aku penasaran. Siapakah dirimu sebenarnya selama ini? Dan ada apa diantara kita?

Hari demi hari-pun berlalu. Kubiarkan rasa ini mengalir sekedarnya. Namun takkan ku biarkan rasa ini tiba-tiba terhempas. Jika difikir-fikir, salahkah aku jika mencintai-nya? Salah, karena aku dan dia lebih cocok sebagai teman dan tak ada lebih. Lagipula, aku dan dia hanya disebut-sebut sebagai 'couple' pada suatu organisasi oleh teman-teman kami, dan setelah itu tak ada lebih. Benar, karena setiap manusia berhak memilih untuk mencintai seseorang siapapun itu dan bagaimanapun caranya.

Sorot matamu, senyummu, tingkah lakumu, sampai keseharianmu itulah yang membuat aku kagum. Kagum akan sosok seseorang yang pendiam tapi diam-diam memerhatikan. Entahlah, bagaimana caraku untuk mendefinisikan rasa ini. Dalam satu sisi, aku mulai mencintaimu. Namun dalam satu sisi lainnya, aku merasa ini tak mungkin untuk terjadi. Lantas, bagaimana caraku untuk melangkah dalam hati yang tak tentu arah? Kelak hati kecilku kan menjawabnya.

Jauh Terasa Dekat, Dekat Terasa Jauh, It's Our

(28-9-2013, 10:30pm)
Kita itu aneh. Ketika jauh kita terasa dekat. Tetapi ketika dekat kita terasa jauh. Apa aslinya yang terjadi diantara aku dan kamu? Kenapa kamu begitu acuh tapi sebenarnya kau juga ramah?
"Dia", adalah sebutan untuk sesorang yang sedang (hampir) tertidur pulas 'disana'. Selamat malam dan selamat beristirahat ya :)

Hari ini, aku bahagia. Rasa lelah itu hilang seketika. Rasa jenuh itu terbuang sia-sia. Yang aku rasakan hanya bahagia karena berada di dekatnya terus dan terus. Entah apa jalan yang Tuhan berikan untukku. Yang jelas, hari ini, dari siang sampai malam, aku bisa dekat terus dengannya. Misalpun tidak secara langsung. Tapi kurasa, itu sudah lebih dari cukup. Mengingat dirinya yang tidak begitu peduli dengan orang-orang disekitarnya. Terimakasih, Tuhan.
Memang tempat itu ramai. Tetapi, aku rasa selalu ada dia disekitarku dan tidak terlalu jauh. Jujur saja, aku nyaman dengan saat-saat seperti itu. Hitung-hitung ada penyemangatku untuk melakukan segala aktivitas yang ada. Menjadi penyemangat dalam diri yang sudah terlalu capek untuk bertahan secara maksimal. Akhir-akhir ini, aku memang banyak melakukan aktivitas.
Mungkin dia orangnya cuek. Tapi ketika aku berbicara dengannya, secara tidak langsung, ia merespon secara lembut kata-kata yang aku ucapkan. Tapi tetap saja, aku tidak ingin jatuh cinta kepadanya. Aku ingin seperti ini terus. Bisa dekat terus, berbicara layaknya teman biasa, dan aku bisa bercanda bersamanya.
Hahaha, aku misterius ya? Siapa sih dia yang sebenarnya itu? Ada 3 maksud "dia" dalam setiap babak entri-ku. Jadi, bagi pembaca entri-entriku yang sudah mengetahui, sshhtt.. Harap tenang :-p
Seandainya saja perasaan cinta itu tak serumit ini, mungkin aku akan mudah jatuh cinta kepada seseorang. Tapi ini rumit, sangat rumit. Aku ingin merasakan bahagia karena cinta(lagi), hanya saja aku tak siap jika hati ini akan tersakiti(lagi).

Aku Tak Ingin Mengatakan Ini Sebagai "CINTA"

Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Mengapa aneh sekali rasanya. Aku merasa nyaman jika ada didekatnya. Aku merasa bahagia. Dan beban-bebanku seperti hilang begitu saja ketika aku berbincang-bincang atau bercanda dengannya. Jujur saja, sepertinya, ia adalah orang pertama yang bisa menghiburku ketika mood-ku benar-benar berantakan. Seperti ia mempunyai 1001 cara untuk membuat orang disekelilingnya tersenyum bahkan tertawa.
Entah sejak kapan, aku merasakan keanehan ini semua. KATANYA SIH, menurut beberapa fakta yang pernah aku baca, "jika seseorang sesekali memanggilmu dengan menyebutkan nama lengkapmu, berati orang itu tertarik padamu". Tapi apa begitu? Ya, memang sih, bisa dikatakan, sesekali ia memang memanggilku dengan nama lengkapku. Tapi aku masih tidak yakin. Terkadang caranya ia berbicara padaku juga lembut. Lembut sekali. Beda aja sih kalau sama teman-teman yang lain. Dia juga bisa jadi seseorang yang mengalah banget sama aku. Ya, terkadang aku masih kekanak-kanakan. Dan saat itulah ia terlihat lebih dewasa daripada aku. Aku tidak tahu kenapa. Tapi rasanya aku mulai menyukainya. Hanya menyukai. Tapi perlu kau tahu satu hal. Aku tidak pernah berfikir untuk menjadikanmu sebagai tempat pelarianku. Hanya saja, aku merasa, kaulah orangnya. Engkaulah yang bisa membuatku untuk melepaskan semua derita kisah kasih ini.
Tapi aku tak bodoh lagi. Aku tidak ingin semua ini telah "terlanjur" begitu saja. Aku ingin seperti ini terus. Menikmati hari-hari bersamamu. Biarkan aku tetap memendam semua ini. Sampai akan tiba waktunya yang tepat untuk menegaskan bahwa perasaan ini benar-benar bisa dikatakan sebagai cinta.