Kebahagiaan Karena-mu yang Pertama dan Terakhir

Aku tak bersedih, tapi hatiku teriris! Aku tak menangis, tapi hatiku sakit! Aku tak berteriak sekencang-kencangnya untuk menyuarakan apa yang aku rasakan, tapi sesungguhnya aku kecewa! Kecewa sekali. Segitu mudahnya-kah?:')

Baru saja kemarin aku mendapat kabar yang bahagia sekaligus mengejutkan dari salah seorang temanku. Tapi kini semua telah sirna. Semuanya hilang. Hilang tak berbekas dan pergi entah kemana. Apa kata-katamu di hari itu adalah hal yang membuat aku bahagia karena-mu yang PERTAMA & TERAKHIR?:) Begitu mudahnya-kah kau melupakan kata-katamu di hari itu? Mendapatkan jauh yang lebih baik-kah? Atau hanya sebuah kata manis dimulut kepada seseorang diluar sana? Jujur saja, aku kecewa dengan sikapmu. Dan hari itu juga, entah mengapa, tangisanku tak dapat ku bendung. Aku berlari ke suatu tempat yang tidak ada seseorang-pun yang bisa melihat aku menangis tersedu-sedu. Aku tahu, sekarang, jalan hidup kita berbeda. Masa lalu itu tak akan bisa menjadi masa depan. Dan tak akan ada sangkut pautnya dengan kehidupanku kelak. Iya! Aku tahu itu! Tapi apa kau tahu bagaimana rasanya mencintai dalam diam?! Apa kau tahu rasanya mencintai dalam sakit?! Apa kau tahu bagaimana rasanya mencintai dalam sebuah kekecewaan yang besar?!! Tegar-kah?! Kuat-kah?! Tidak semua orang begitu! Suatu saat akan rapuh!!! Suatu saat akan lemah!!! Kau kira aku setegar apa sampai-sampai kau sakiti secara bertubi-tubi...??!! Tenang, kesabaranku untukmu belum habis. Aku begitu bersyukur. Setelah mengenalmu, kesabaranku selalu tumbuh dan tumbuh lagi. Seolah-olah tak pernah ada habisnya. Kau tahu, mungkin saja, ini semua adalah awal perjalananku menuju kehidupanku sendiri tanpamu. Mungkin aku harus benar-benar mengikhlaskanmu untuk pergi. Merelakan sebuah rasa yang tak pernah kembali.
Ya Tuhan, buatlah ia bahagia dengan keputusannya. Jangan buat ia menyesal dikemudian hari. Buatlah agar hari-harinya menyenangkan. Berikan selalu kesehatan untuk dirinya. Jangan buat ia menderita. Jangan buat ia merasakan seperti yang aku rasakan akhir-akhir ini :) Dan tolong Ya Tuhan, berikanlah aku ketabahan dan kesabaran yang lebih untuk menghadapi ini semua. Dan semoga aku tidak pernah lupa untuk selalu mendo'akan dia :) Aamiin Yarabbalalamiin..o:)

Hari Penuh Kejutan

(27-08-2013)
Hari penuh kejutan? Mungkin kalau mendengar kata kejutan, kebanyakan dari kita bisa membayangkan suatu hal yang membahagiakan atau mengharukan. Tapi, tentu ada, kan? Kejutan yang malah membuat kita kesal bahkan sedih? Ya, semua itu aku rasakan hari ini.
Aku tidak tahu kenapa. Seakan-akan hari ini semua yang aku lakukan, selalu bersangkutan tentang dia. Mulai dari pagi hari, sampai sore hari ketika aku akan kembali ke rumah.
Pagi hari ketika akan diadakan ulangan, sebelumnya disuruh membuang sampah yang ada di laci meja oleh guru kami. Dan ketika aku selesai membuang sampah, aku akan masuk kelas lagi. Ketika aku melihat kearah pintu, ada seorang cowok. Oh, tidak apa-apa, ternayata dia hanya seorang temanku. Tapi ketika temanku itu berlalu . . . Dibelakangnya ada dia! Deg... Kami berpapasan di pintu! Tapi kenapa kami berdua sama-sama terdiam untuk sejenak, kemudian kami sama-sama melanjutkan jalan ke arah masing-masing. Duh... Kenapa harus ketemu hadap-hadapan disaat seperti ini? Aku yakin, konsentrasi ulangan-ku akan terpecah jika memikirkan kejadian tadi! Bagaimana tidak?! Tepat di depan mataku! Dan kami berdua sama-sama kaget + seperti orang hilang kesadaran yang cuma menatap satu sama lain sambil terdiam 1000 bahasa. Ahh.. Seandainya tadi ia tersenyum . . . Pasti senyumannya itu . . . Sangat . . . Ya begitulah. Xixixi ^^
Terus ini yang kedua. Sepertinya kedua sahabatnya sengaja menjahiliku -_-" Kan di kelas, aku sedang sendiri. Sedangkan ia sedang bersama 2 orang sahabatnya. Salah seorang sahabatnya memanggilku dengan tujuan yang tidak jelas. Tentu saja aku tidak berani menghampiri mereka bertiga! Kalau saja aku menghampiri mereka, pasti-lah aku menjadi bahan ejekan "cie cie" 2 orang sahabatnya itu!-_-" arrggh!-_-"
Ini yang ketiga. Kurasa aku masih tidak mempercayai ini semua. Cerita ini bermula dari ke-frontalan salah seorang teman dekatku. Ya, misalpun frontal yang benar-benar memalukan, tapi bagiku itu menyenangkan!^^ begini ceritanya.
Ketika upacara sedang berlangsung, kebetulan temanku ini baris di dekat dia. Kemudian temanku(T) ini bertanya sambil sedikit merayu agar dia(D) mau menjawab dan tidak marah :D Hahahaha kalau dipikir-pikir lucu juga(?)
T : "*menyebutnamanyadia* boleh gak nanya?"
D : "apa?"
T : "tapi bukannya aku mau buat kamu marah, aku cuma mau tau aja. Kan kamu baik nih, kenapa sih kamu itu tega nyakitin martha? Padahal martha itu masih sayang bgt sama kamu..."
D : "saya juga."
T : "tapi kenapa kamu putusin dia kalau kamu masih sayang? Itu sama aja kaya' nyakitin dia."
D : "*nothinganswer*"
Ada 2 kata yang membuat aku terkejut! "SAYA-JUGA"?! Jadi selama ini, aku selalu berfikiran yang salah. Ternyata selama ini . . . Hmmm..
Kemudian setelah selesai bercerita, temanku itu bertanya padaku. Memangnya kenapa putus? Aku jawab, mungkin benar kata sahabatnya dia. Karena orangtuanya. :')
Ini yang ketiga. Yang paling aku gak yakin misalpun aku lihat pakai mata kepalaku sendiri!
Waktu itu sekitar jam 3 sore, aku sedang di perjalanan untuk pulang ke rumah. Aku tidak tahu kenapa, tapi selama perjalanan pulang, rasanya aku gelisah, perasaanku ada yang tidak enak. Ketika berhenti di lampu merah, aku seperti medengar secara samar-samar, suara seseorang yang menyebut namanya selama berkali-kali. Untung saja lampu hijau segera menyala. Dan ketika aku melewati sebuah jalan raya. Di trotoar seberang sana! Apa aku tidak salah lihat?! Dia pulang jalan kaki dengan muka lesu atau bisa dibilang kecapek'an? Awalnya aku memandangi tanpa berkedip. Tapi pandanganku tidak salah! Itu benar-benar dia! Aku tidak tahu sejak kapan mata ini sembab rasanya dan aku tidak tahu sejak kapan hati ini refleks berdo'a, semoga ia baik-baik saja di jalan :')
Asal kamu tahu? Do'a dari hati ini, tak pernah berhenti terucap disetiap langkahku. Aku akan selalu mendo'akanmu, semoga engkau selalu baik-baik saja. Misalpun aku sudah tidak menemanimu lagi. :')

Thinking Of You

(25-08-2013)
Thinking of you? Berfikir tentangmu? Kurasa setiap hari kata ini perlu disebut. Atau mungkin setiap saat? Entah setiap hari atau setiap saat, yang jelas sekarang aku benar-benar memikirkanmu dan merindukanmu . . . Sungguh! :")

Apa kabaR kamu yang disana? :)

Apa kau ingat hari ini? Atau kau menjalaninya biasa-biasa saja seolah-olah tidak (pernah) terjadi apa-apa? Seandainya kau tau, hari ini aku menjalani hari dengan berat. Bagaimana tidak? Di wajah ini aku selalu tersenyum, tapi hati ini rasanya sakit. Mengingat saat-saat itu. Aku tidak menyangka hari itu adalah terakhir kalinya.
Apa kamu masih ingat? Waktu kamu memberi tahuku sebuah judul lagu dan kamu menyuruhku untuk mendengarkan lagu itu ketika aku sedang merindukanmu? Dan apa kau tahu? Sekarang aku benar-benar merindukanmu. Dan aku juga sedang mendengarkan lagu itu. Tapi kenapa berbeda rasanya? Rasanya . . . Lagu ini menyakitkan. (♬You make me so alive~ you give the best for me~ love and fantasy~) Apalagi dibagian lirik itu. "You make me so alive", sekarang tidak! Kau benar-benar membuatku hancur! Bukan hidup!. "You give the best for me", apa ini jalan yang terbaik untuk kita?! "Love and fantasy", cinta dan khayalan? Khayalan kebahagiaan bukan? Kurasa hanya cinta kahayalan. Tidak ada kata "dan"-nya. Kau tahu, apa khayalanku satu-satunya untukmu? Aku berkhayal, Tuhan menakdirkan kita untuk selamanya, bukan untuk sementara. Aku benar-benar merasakan kehilangan semua tentangmu. Dan, entah mengapa, akhir-akhir ini, ketika aku mendengar atau menyebut namamu, aku merasakan ada sesuatu yg sepertinya menusuk-nusuk hati ini. Rasanya berbeda. Kalau dahulu aku sangat senang, kini sebaliknya. Tetapi yang perlu kau ketahui satu hal! Dari dulu sampai sekarang, ketika aku melihatmu mengenakan jaket abu-abumu itu dan kemudian tersenyum . . . Deg! Mata ini ingin rasanya terpaku melihatmu! Dan mengapa jantung ini berdetak lebih kencang! Jujur saja, sampai saat ini, kalau aku melihatmu tersenyum, serasa ada yang berbeda pada detakan jantung ini. Mungkin aku dianggap bodoh oleh teman-teman karena aku mencintaimu. Mencintai orang sepertimu lebih tepatnya. Tapi memangnya ini salah? Tidak kan? Semua orang berhak memilih pada siapa ia jatuh cinta dan bagaimanapun caranya ia menunjukkan rasa cintanya. Yang aku pilih itu kamu . . . Semua kata-kata dan tulisanku ini, tak bisa menunjukkan seberapa besar cinta yang masih aku simpan untukmu . . . Sampai saat ini. Sampai kata terakhir ditulisan ini . . .
Kurasa aku bukan sekedar menyayangimu, apalagi mengagumimu. Tapi aku benar-benar mencintai dirimu yang sesungguhnya. :")

Apakah Tangisan Ini Dirasakan Olehnya?(2/2)

Setelah aku meresapi beberapa kalimat dalam novel yang barusan kubaca, aku mengerti, betapa bodohnya aku mempertahankan perasaan ini dan tetap mencintainya. Tapi betapa jahatnya aku jika aku mengacuhkannya dan membencinya! Toh selama ini diantara aku dan dia tidak memiliki masalah yang sangat berarti. Lantas aku harus bagaimana??!!
Aku memasuki kamar dengan langkah sedikit lemas, kemudian duduk di atas tempat tidurku. Aku ingin menangis! Tapi apa yang aku tangisi? Apa aku masih layak menangisi orang yang acuh kepadaku?! Layak-kah?! Tidak! Aku menangisi diriku sendiri! Aku menangisi perasaanku selama ini kepadanya! Kenapa harus terjadi?! Cukup aku yang merasakan sesakit ini. Tolong ya Tuhan, jangan buat dia merasakan sakit yang aku rasakan saat ini. Ini sungguh menyiksa dan menyakitkan. Seuntai kenangan itu muncul lagi dibenakku. Dari awal kami bertemu, sampai kami menjadi seperti sekarang. Kenangan ketika tengah malam, pagi hari, siang bolong, sore yang cerah, semua teringat dibenakku begitu saja. Terus terngiang suaranya yang lembut pernah menyadarkanku dari sebuah lamunan. Masih bisa aku rasakan, bagaimana caranya dia agar bisa membuatku tenang waktu aku merasa tertekan itu. Aku merindukan suara itu, aku merindukan perhatian itu, aku.. aku merindukan sosok dirimu yang selalu membuatku tertawa bahagia bahkan terharu atas perbuatan atau ucapan-mu. Aku merindukanmu! Kuharap ada sepatah kata darimu yang dapat menenangkanku dari kecemasan ini. Misalpun hanya lewat pesan.. Tapi apa itu mungkin? Disaat seperti ini? Ahh, tidak.
Sesaat setelah aku puas melampiaskan kekesalanku ini dalam air mata, rasanya aku tak ingin berbuat apa-apa. Ku matikan TV dan ponselku. Berharap tidak ada yang mengganggu pada saat-saat begini. Kemudian aku bergegas mencuci muka agar tidak terlihat habis menangis.
Aku kembali ke kamarku. Hatiku kuat! Aku harus bisa melewati cobaan ini! Aku menyamangati diriku sendiri. Lagi dan lagi. Entah sampai kapan.
Aku putuskan untuk mengecek ponselku. Aku ingin memecah keheningan(?) antara aku dan gadget-gadgetku ini.
Terasa seperti mimpi! Padahal baru saja aku menangis sekencang-kencangnya dan berharap ia datang dengan kata-katanya yang dapat memastikan bahwa ia sebenarnya tidak terlalu acuh padaku. Dan.. Kejadian itu sekarang terjadi! Aku tak percaya, kenapa bisa "pas" begini? Toh biasanya kalau sore ia jarang memegang ponselnya. Tapi kenapa? Semua kata-kata yang aku inginkan untuk memastikannya, terucap lewat pesan singkat yang masuk. Aku heran, mengapa masih saja seperti ini? Seperti... Dulu... Seperti ia bisa menebak apa yang sedang aku rasakan dan aku fikirkan. Kenapa sampai sekarang masih sering terjadi insiden "kebetulan"? Tapi apa itu benar-benar kebetulan? Dan mengapa kebetulan itu datang berkali-kali? Jika tidak? Lantas semua kebetulan itu menjadi apa? Menjadi ikatan batin yang kuat? Hahaha! Konyol. Yang jelas, disini, aku selalu merindukan-mu, meskipun setiap hari sekolah aku bisa bertemu denganmu. Entah mengapa~ Dan satu yang aku harapkan. Semoga engkau tahu, betapa sakitnya aku mencintaimu, dan betapa bodohnya aku karena tetap mempertahankan rasa itu! :')

Apakah Tangisan Ini Terasa Olehnya?(1/2)

(20-08-2013)
Disini, bertahan, sendiri, berjuang melawan sakit karena-mu di masa lalu-ku. Mempertahankan perasaan yang semakin hari, semakin tak tentu arah. Sakit, capek, sabar, kesal, berpura-pura, dan.. cemburu.. Tapi siapa diriku? Apa berhak kata cemburu itu masih terfikir? Entahlah.

Hari ini aku 'home alone'. Aku habiskan waktu-ku setelah pulang sekolah untuk membaca novel. Tapi entah kenapa, aku merasa novel itu menyadarkanku akan sesuatu. Sesuatu yang bersangkutan tentang masa lalu dan masa kini. Sejujurnya, aku tak tahu apa yang aku rasakan saat ini. Aku tak tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Dalam satu sisi, aku sudah lelah atas ini semua, aku ingin lari dari kenyataan ini, dan aku ingin melupakan segalanya. Tapi, di sisi lainnya, rasa ini masih ada.. masih tersusun secara sempurna dilubuk hati terdalam. Aku tak tahu apa yang aku fikirkan. Tapi terkadang aku berfikir, aku benar-benar tidak ingin kehilangan dia, aku tidak ingin mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa ini. Aku bodoh, bukan, jika berfikir seperti itu?! Tapi, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Memandangnya berdekatan dengan perempuan lain, aku merasa ada yang janggal dalam hati ini. Memandangnya yang selalu bermuka dingin, hatiku perih, sakit. Terkadang aku berhasil memergokinya melihat ke arahku. Tapi apa itu benar? Atau cuma halusinasiku saja? Mungkin bisa jadi hanya sebuah halusinasiku. Baru kali ini aku merasakan yang seperti ini. Ternyata.. mencintai orang itu seperti ini rasanya. Berarti yang dahulu-dahulu aku rasakan hanya menyukai, bukan mencintai. Dan cinta itu, pertama kali aku temukan dalam kedekatan aku dan kamu. Kita.

1 Bulan Yang Lalu

(Backsound:WhenYou'reGone-AvrilLavigne)
Apa kau ingat sekarang tanggal berapa?
9 Agustus, 2013
Apa kau ingat, jika dihitung mundur 1 bulan, menjadi tanggal berapa dan ada apa di hari itu?
Mungkin kau tidak mengingatnya. Tapi aku mengingatnya. Sangat mengingatnya.
9 Juli,2013. Jam setengah 12 malam.
Malam itu dingin. Dingin sekali bagiku. Aku tahu, kau sudah 3 hari tak seperti biasanya. Dan hari ini, semua pertanyaan dikepalaku dijawab oleh takdir. Takdir antara kau dan aku. Takdir yang tidak dapat ku lawan sedikitpun. Harus aku terima bagaimanapun caranya. Tapi berat sekali rasanya. Aku tak tahu mengapa. Apa yang aku rasakan sekarang aku tidak tahu. Tapi . . . Aku sangat merindukanmu . . . Merindukanmu yang dulu . . . Asal kau tahu satu hal. Kau tidak pernah hilang dari sini. Dari hati ini. Selama Tuhan mengizinkan untuk aku tetap mencintaimu. Sampai batas waktu yang telah ditentukan-Nya.
9 Agustus,2013.
Aku tahu, kita itu teman. Selama beberapa hari belakangan ini, kita terus berkomunikasi, bukan? Aku sangat senang jika waktu itu tiba. Waktu dimana LED hijau itu berkedip. Oohh, indahnya LED itu. Xixixi ^▿^ Setiap hari. Pagi, siang, sore, atau malam. Terkadang kita bisa sampai lupa waktu jika sudah larut malam dan sebaiknya beristirahat, bukan? Ya, aku bahagia. Bahagia sekali. Mungkin ini cara Tuhan untuk membuatku bahagia (kembali). Tapi tanpa aku sadari. Ternyata selama ini, jika aku terus-terusan kau buat tersenyum bahagia, mengapa hatiku justru merasakan sebaliknya? Sakit. Entah sejak kapan air mata ini mengalir. Aku bahagia! Tapi mengapa aku menangis?! Mengapa rasanya aku ingin menangis jika LED hijau itu berkedip?! Fikiran-ku mengatakan aku ingin bahagia dengan cara menjadi lebih dekat dengannya sejak kejadian 'itu'! Tapi tidak dengan hatiku. Aku . . . Aku merasa . . . Takut. Takut kehilangan dia untuk kedua kalinya. Aku takut jika aku justru mencintainya lebih dalam dari yang aku bayangkan. Bagaimana jika itu semua terjadi?!(⌣́_⌣̀) Apa aku harus mengabaikannya? Tapi . . . Aku tak sanggup jika harus mengabaikannya. Apa kau tahu? Aku merasa kehilangan. Kehilangan semangat yang membuatku lebih hidup. Kau ingat ketika kau bertanya, apa aku merindukanmu? Aku selalu menutup-nutupinya. Mengalihkan pembicaraan. Sampai pada akhirnya rasa rindu itu tak dapat ku ungkapkan secara langsung. Asal kau tahu? Aku disini selalu merindukanmu . . . Aku merindukan kata-kata yang ku dengar dan aku rasakan, yang selalu membuatku mampu melewati hari demi hari. Aku merindukanmu~
♬The words I need to hear to always get me trough the day.. And make it okay.. I Miss You~

Secercah Cahaya Dalam Kegelapan

28-07-2013 (21:46)
Adalah tanggal yang mengejutkan bagiku. Bagaimana tidak. Setelah kejadian 9 Juli yang lalu. Kami tidak pernah sedikitpun berkomunikasi. Mungkin kami butuh waktu untuk saling menyendiri dan menyadari atau menerima semua yang telah terjadi. Iya, itu mungkin. Dan hari itu, adalah awal dari "Secercah Cahaya Dalam Kegelapan" dimulai. Aku tahu, Tuhan masih mempunyai cara untuk membahagiakanku. Aku yakin itu . . .
05-08-2013 (4:51)
Aku mengakhiri makan sahur pada pagi ini. Dan langsung menuju kamar-ku kemudian menutup pintunya. Ku nyalakan ponsel-ku yang sengaja aku matikan. Lagian, buat apa menyalakan ponsel ketika aku sedang makan sahur. Toh juga tidak ada pemberitahuan terbaru masuk. Seperti SMS, BBM, Facebook, atau Twitter.
Tak berapa lama aku nyalakan. Ada 1 pesan masuk di ponsel-ku. Aku raih ponsel-ku kemudian membuka menu pesannya. Ahh! Nomor tidak dikenal, sms sepagi ini, bilang "hai :)" pula! Siapa dia? Aku ketikkan pesan balasan menanyakan "siapa?" kemudian mengirimnya. Tak butuh waktu lama. Tidak ada satu menit, pesan balasan masuk. Dan ternyata . . . Dia . . . Dia orang masih aku sayangi sampai saat ini . . . Aku tak percaya. Dan bodohnya aku, mengapa aku bertanya "(menyebutnamanya), gak salah ini?:/". Aku saking tidak percayanya. Dan ia bilang "nggak kok :)". DEG! Getaran hati itu . . . Getaran hati yang sudah lama tidak aku rasakan . . . Kini muncul lagi . . . Tetapi.. Mengapa ada sesak yang aku rasakan. Ada perih yang aku rasakan disini, di hati ini . . . Kenapa? Kenapa perih rasanya? Harusnya aku senang bisa berkomunikasi (lagi) seperti biasa dengannya. Tapi aku . . . Aku merasakan sakit hati yang beberapa waktu silam aku rasakan. Aku merasakan betapa rapuhnya diriku waktu itu . . . Entahlah.
Hari demi hari-pun berlalu. Entah apa yang ada dibenaknya. Entah apa yang ada difikirannya. LED Hijau . . . Pagi, Siang, Sore, dan Malam. Bertubi-tubi pesan masuk darinya secara bergantian. Bercanda sering kami lakukan bersama. Bahkan sampai lupa waktu. Hahahaha.. Sampai curhatan tentang keseharian selama liburan, telah kami ceritakan satu sama lain. Entah mengapa aku merasa lebih dekat. Itu aku, tidak tahu apa pendapatnya. Aku . . . Aku merasa terbang . . . Terbang di langit malam bersama bintang yang bersinar. Tidak terlalu bersinar. Tapi sinarnya itu bisa memberikan kedamaian disini, di hati ini. Dan bintang itu, adalah kamu. Kamu . . . Orang yang memberikan "Secercah Cahaya Dalam Kegelapan".

Apa ini Penyebab Kandasnya Mimpi?

Malam 31 Juli 2013..
Malam itu aku susah untuk tertidur. Aku tak tahu kenapa. Tapi rasanya aku gelisah. Menggelisahkan sesuatu.
Pada akhirnya, ada salah seorang temanku memberi tahu sesuatu lewat BBM atau Blackberry Messenger. Aku mendapatkan kabar, bahwa ternyata, semua mimpiku telah kandas dikarenakan orang tuanya mengetahui hubungan kami. Aku tahu, bahwa ini semua tadinya "backstreet". Tapi apa sampai segininya?
Aku tak tahu mengapa. Tapi mungkin, orang tuanya melarang gara-gara nilainya turun. Tapi apa begini caranya?
Sekarang aku tahu penyebab semuanya. Penyebabnya ia hanya memberi kabar ketika malam hari, dan terkadang sesekali pada pagi/siang hari. Itu semua karena ia tidak ingin keluarganya tahu. Aku tahu penyebabnya, mengapa ketika aku membicarakan tentang kakak perempuannya, ia marah, ia bercerita tentang kakaknya yang sok manja atau apa lah. Mungkin saja karena kakaknya tidak menyukaiku jika aku dekat dengan adiknya itu. Dan mungkin kakaknya tidak percaya 100% jika aku benar-benar mencintai adiknya itu. Dan mungkin kakaknya hanya mengira aku hanya menjadikan adiknya sebagai pelarian dan pelampiasan dari seseorang di masa laluku yaitu temannya. Tapi itu tidak kak..! Tidak sama sekali..:"( Aku tidak punya maksud begitu.. Tidak pernah terfikirkan olehku sedikitpun tentang itu..!!:"( Kini aku tahu, betapa beratnya ia mempertahankan hubungan kita dulu. Bahkan ia rela sampai terlambat masuk sekolah, kecapek'an, bahkan hingga jatuh sakit.. Kenapa dahulu aku tidak mengerti semuanya?! Mengapa aku baru mengerti setelah semuanya pergi?!:"( Aku menyesal.. Sangat menyesal.. Mengapa dulu aku tidak pernah berfikir bahwa kau telah memperjuangkan hubungan kita dengan berat?! Dapatkah aku memperoleh satu kata maaf darimu, sekali lagi?

LED Hijau Di Malam Hari (2/2)

Malam ini, aku merasa lelah. Entah lelah karena apa. Mungkin aku lelah dengan hatiku saat ini. Aku menuju kamar tidurku, mematikan lampu, dan menutup pintu. Tapi aku tidak langsung tertidur. Aku lebih memilih mendengarkan musik sekaligus chat dengan salah seorang temanku di layanan BBM atau Blackberry Messenger. Cukup lama aku chat dengan temanku ini. Aku ingin sekali curhat kepadanya kalau aku sedang merindukan seseorang. Tapi.. Tidak jadi.. Lebih baik aku memendamnya sendiri. Satu dua kata aku ketikkan. Dan tepat sampai pertengahan kalimat. LED itu! LED ponsel-ku! Menyala! Tidak! Aku tidak percaya! Seketika badanku terasa dingin, misalpun aku sedang meringkuk di balik selimut yang lumayan tebal. Ujung-ujung jari tanganku dingin. Dingin sekali. Aku cek ponsel-ku, siapa tahu sedang dicash dan kemudian penuh sehingga LED itu berkedip. Tapi tidak! Tidak di cash! Baterai ponsel-ku penuh. Tapi apa aku mimpi? Tapi tidak! Ini nyata! LED hijau itu.. LED hijau itu.. Menyala untuk pertama kalinya sejak insiden 9 Juli yang menyedihkan! It's impossible for me~
Aku beranikan untuk membuka menu "pesan" di layar ponsel-ku. Dan dugaanku benar! Dia.. Dia orang yang aku cintai sampai detik ini! Telah mengirimkan pesan singkat kepadaku! Aku tidak percaya. Tapi ini kenyataan. Dan ada apa? Malam-malam begini? Aku tanyakan kepadanya. Ternyata ia hanya bertanya tentang buka bersama yang diadakan anak-anak kelas kami. Tapi kebetulan aku tidak ikut. Jadi aku tidak tahu apa-apa. Maafkan aku ya :( Setelah aku tanya dia, "Kenapa kamu nanya begitu? Bukannya katanya *namaseseorangteman* kamu ikut?". Waduh! Kenapa aku bertanya seperti itu? Kalau dicermati baik-baik, kalimatku itu menunjukkan aku masih mencari-cari informasi tentangnya di teman-temannya. Aahh.. Paboya yeoja!>_< Kami mengobrol singkat. Tidak sampai lama. Tapi menurutku, itu adalah salah satu detik-detik yang terlama dalam hidupku. Sebenarnya, banyak yang ingin aku katakan kepadanya. Pertama, ini pertanyaan yang sangat bodoh sebenarnya, aku ingin bertanya, "tumben sms?" Atau "tumben pegang HP-nya?" Atau mungkin "Tumben masih ingat denganku?". Aaahh.. Aku tidak mungkin menanyakan hal itu!>_< Dan yang kedua! Ini lebih bodoh lagi!!!>_< Hampir saja aku curhat dengannya!!-_-" Padahal, orang yang bakalan aku curhatin itu, yaa dirinya sendiri!!-_-" Mana mungkin aku curhat dengan orang yang aku maksud dalam curhatan-ku??!! Ahh sudahlah. Tapi aku merasa, kali ini dia berbeda. Apa itu saja yang ingin dia katakan? Kenapa tidak penting sekali? Dan kenapa harus bertanya kepadaku? Kenapa tidak ke sahabatnya yang datang di acara buka bersama itu? Dan biasanya, ketika aku menjawab dengan kata "Ok!(Y)" atau "Siip..(y)", dia sudah tidak membalas pesanku lagi. Tapi ini tidak! Ia membalasnya lagi. Walaupun hanya sekedar "Hmmm..", Tapi ini tidak seperti ia yang biasanya. Ya Tuhan.. Ada apa denganku?! Dan sekarang, aku amat sangat-sangat merindukannya! Sungguh..(⌣́_⌣̀) Hmmm..(˘̩̩̩_˘̩̩̩)

LED Hijau Di Malam Hari (1/2)

Aku merindukannya. Sangat merindukannya. Dan hari ini, 28 Juli 2013. Adalah hari dimana aku pertama menangis karena-nya lagi setelah tanggal 16 Juli 2013. Entah kenapa, berat rasanya untuk melepaskan semua rasa ini. Apa ini semua sudah terlalu dalam? Entahlah. Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. Masihkah aku menyayangi bahkan mencintai orang yang menyakitiku? Bodoh-kah aku? Kemana aku dulu yang selalu cepat melupakan orang-orang di masa lalu-ku? Kini aku berubah.. Berubah.. Karena-nya.. Dia.. Orang yang aku cintai.. Sedang apa dan apa kabar kau yang disana? Apa kau sedang melihat langit malam sepertiku? Apa kau melihat bintang-bintang itu? Jika iya, begitu indah, bukan? Aku tahu, kau dan aku sudah tidak menjadi "kita" lagi. Dan aku merasa kita jauh walaupun sebenarnya dekat. Tapi aku akan merasa dekat(dekat dihatiku saja tentunya,_,), jika aku memandangi bintang-bintang itu satu persatu. Dan berharap bisa melukiskan inisial-mu di bintang-bintang itu. Tapi masih satu harapan terbesarku. Yaitu bisa berbaring di atas rerumputan hijau, memandangi bintang dan melukiskan sesuatu.. Bersamamu.. Hanya denganmu..3-| Apakah kau telah mengetahui keinginanku yang satu ini? Aku rasa tidak.. Baiklah.