Sekelebat Rasa Yang Mustahil Untuk Dirasa

Bukan hari ini saja aku merasa seperti ini. Keganjalan yang terjadi, seperti hiruk pikuk kota metropolitan yang sedang sibuk. Rumit. Mungkin kata itu yang bisa mewakili hal yang aku fikirkan untuk saat ini.
Mengapa di dalam dirimu seperti tersimpan 1000 misteri yang tak pernah terungkap. Gerak-gerikmu terkadang mencurigakan. Tetapi selalu kau tepis dengan perkataan yang meyakinkan. Akankah aku tetap percaya? Kehadiranku tak lebih dari seseorang yang sama dengan mereka yang ada di sekitarmu terlebih dulu. Mungkin hanya aku saja yang merasa dekat denganmu ditengah-tengah keramaian sekolah itu.

Saat ini, pertanyaan itu kembali bermunculan dibenakku. Entah apa yang memulai aku memikirkan ini, tapi kali ini aku benar-benar merasa janggal. Apakah benar, kamu menaruh hati padanya? Atau hanya perasaanku saja? Kau tahu, bukan? Aku bukanlah seorang peramal yang bisa menebak segala sesuatu dengan akurat. Tapi apa salahnya aku hanya menduga dengan bukti yang sudah ku pendam sejak lama. Salahkah? Mungkin akhir-akhir ini, apa yang aku lakukan selalu salah dimata-mu. Percayalah, aku tidak seperti yang mereka katakan. Yang selalu mengharapkan kehadiranmu disisiku meski kau bukan siapa-siapa. Percayalah. Aku tidak seperti itu. Aku tidak ingin membuatmu merasa terganggu atas perkataan mereka. Bahkan jika aku mau, aku bisa saja menegar-negarkan hati jika suatu saat kau mempercayai kata-kata mereka.

Sebenarnya aku keberatan, jika aku terus menerus faking smile dihadapan-mu dan dia dan mereka. Kau pasti tidak pernah merasakannya, kan? Ya, aku tahu itu. Aku sangat berbeda denganmu. Kamu yang selalu happy everyday seolah tidak ada beban yang menjadi tanggunganmu, tidak ada masalah yang membayangimu, dan tidak ada sekelebat rasa aneh seiringnya berjalannya waktu ini. Sedangkan aku? Mungkin sudah tak terhitung jika di tengah sepi, gelap, dan dinginnya malam, aku menyebut namamu dan perlahan berdo'a semoga kau selalu baik-baik saja. Dan mungkin sudah tak terfikirkan oleh siapapun, jika dalam setiap bulir bening yang berjatuhan dari langit, namamu kan terucap dalam lirihnya kata yang keluar dari mulutku. Dalam hati aku hanya bisa berdo'a, semoga dalam hujan seperti ini, kamu tidak sedang berada di luar rumah. Jujur, aku takut kamu kenapa-napa.

1 hal yang perlu kau tahu saat ini. I want to you believe in me, not the words they were saying. Just that.

Ketika Harapan Itu Setinggi Angkasa

(Hello, untuk readers yg baca entri ini, mungkin akan benar-benar mengerti jika mengetahui kisah aslinya. But, Happy Reading aja deh^o^)
Pertemuan ini, tak lebih dari sekedar pandangan. Ucapanpun jarang.
Tapi, mengapa pandanganmu dari hari ke hari semakin membuatku bertanya. Aku tahu, mungkin ini hanya sebuah perasaanku saja. Mungkin hanya aku yang tidak menyadari bahwa semua biasa saja.
Tapi aku percaya. Mata sendu itu, jika menatap memiliki makna. Entah apa makna dibalik itu semua.
Mungkin kau tak sadar. Jika selama ini, aku terus dan terus memerhatikan gerak-gerikmu. Semuanya.
Caramu tersenyum, tertawa, memandang, berbicara, gelisah, berjalan, berlari, berolahraga, menulis, memerhatikan sesuatu, bahkan sampai caramu mengacuhkanku. Aku tahu semua itu.
Tidak. Aku tidak sedih jika kamu mengacuhkanku. Bahkan aku senang, aku masih bisa memerhatikan setiap langkahmu secara diam-diam.
Suatu ketika, pernah pandangan kita bertemu. Tak terdengar sedikitpun kata terlontar dari mulut ini. Entah itu karena gengsi, malu, atau.. takut. Jangankan kata. Untuk mengulaskan senyumpun, aku harus bersusah payah.
Pernah suatu hari, aku memiliki firasat buruk yang terjadi dengan perasaanku. Benar saja. Hari itu aku benar-benar hancur. Aku merasa, tak ada sepatah kata-pun yang aku keluarkan itu berguna untuk menghibur diriku yang sedang terpuruk. Mengapa? Mengapa aku harus ada bahkan mendengarkan kata-kata itu?
Tolong, aku belum sanggup untuk mendengarnya. Tolong mengertilah.
Biarkan aku menjadi diriku terlebih dahulu. Mencari kebahagiaan dunia sesaat. Tapi, apa mungkin? Baru saja bahagia karenamu, sekarang tersakiti oleh karenamu pula? Ya, memang, aku belum tahu, siapa orang yang kau maksud itu sebenarnya.

Kubiarkan hati ini berlabuh terlebih dahulu. Berlabuh dalam dermaga yang terdiam 1000 bahasa. Dalam hati aku berdo'a. Semoga aku selalu bisa mendo'akanmu disetiap waktu. Iya, misalpun aku tahu, kau tak lagi seperti yang pertama aku kenali. Bersahabat, hangat, ramah, itu semua tak lagi ada.
Tapi, jika kembali pada 'moment menyedihkan' itu, aku sempat berfikir lagi, siapa sebenarnya orang yang kau maksud? Apa aku boleh mengetahuinya?(:
Lambat laun hari berjalan seperti biasa. Memerhatikannya dengan kebisuan, memandang dari kejauhan, memotret layaknya paparazzi, hingga bertemu pandangan tapi masih dalam diam. Memang, mungkin sampai kapanpun, cinta ini tak pernah terungkap.

Suatu hari aku tahu! Tahu akan hal yang sering terbersit dalam benakku! Aku mengetahui siapa orangnya (:
Rasanya seperti terluka. Sakit, perih, sampai membawaku terlarut dalam suasana kemudian jatuhlah bulir bening dari kedua mataku.
Aku tahu. Tanpa seorangpun memberi tahuku. Memang, aku selalu menyembunyikan semuanya dari teman-temanku. Tapi apa rasa ini dapat dibohongi? Tidak. Sedih tetaplah sedih. Sakit tetaplah sakit. Aku tidak dapat membohongi diriku sendiri. Aku sadar, kehadiranku tak lebih dari seseorang yang asing, kemudian memerhatikanmu seperti penguntit.
Aku menjauh, bukan berarti aku tidak memerhatikanmu. Aku menghindar, bukan berarti rasa itu memudar. Inilah aku. Yang mencoba melupakan rasa sakit itu dengan caraku sendiri. Tapi apalah daya? Jika semakin lama aku menjauh, rasa rindu itu terus menggebu.
Biarlah waktu yang menyembuhkan luka dikala itu. (:

Happy Born Day To You

Insomnia-ku mulai lagi. Entah aku terlalu banyak beban fikiran atau apalah. Aku selalu benci saat-saat begini. Saat dimana aku terjaga diantara orang-orang di rumahku yang telah tertidur pulas. Untuk memejamkan mata saja susah. Seperti masih ada sesuatu yang mengganjal di fikiran. Tapi aku tak tahu itu apa. Ahh, ini benar-benar mengganggu. Besok pagi-pagi sekali, aktivitasku di hari baru harus segera dimulai. Pfftt...
Lantas malam-malam seperti ini, apa yang akan aku lakukan? Menonton TV saja aku sudah bosan setengah mati. Tak ada lain dan tak ada bukan, pasti saja aku mengutak-utik HP kesayanganku ini. Entah apa saja yang ku utak-utik selama itu. Untung saja HP-ku ini tidak pernah tertidur, sehingga ada yang menemaniku ketika insomnia. *eh :v

Waktu telah menunjukkan kira-kira jam 11 malam. Alhamdullilah, aku mulai mengantuk juga. Tapi.. Aku baru ingat! Besok itu ulang tahunnya dia. Ahh.. Besok paket BBMku telah berakhir pula. Tak mungkin aku mengucapkannya secara searah di sekolah. Bisa mati gillaak --" Apa nanti dikata orang? Ahh, membayangkannya saja aku sudah pusing tak karuan --" Berapa banyak kata yang dilontarkan oleh mereka yang terlalu labil?--"
Akhirnya aku putuskan untuk menunggu hingga jam 12 malam. Tadinya aku ngantuk banget. Tapi lama-lama aku mulai terbiasa juga.
11:15...
11:30...
11:45...
Akhirnya 15 menit lagi aku bisa tertidur pulas dan telah mengucapkan happy born day kepada seseorang. :)
Entah mengapa 15 menit itu rasanya lama sekali jika ditunggu-tunggu. Aku lelah. Tapi rasa mengantukku hilang.
Jam 12 dini hari tiba. Aku mengetikkan beberapa kata di layar ponselku untuk ku kirim ke dia.
Duh.. Mengapa aku benar-benar nekad??--"
Apa kata dia nanti?? Dikira aku sengaja untuk menunggu menjadi orang pertama yang memberi ucapan padanya. Aku tidak begitu ._.
Memang sih, ini antara sengaja dan tidak. Sengaja karena aku memang benar-benar menunggu jam 12 dini hari. Dan tidak sengaja, karena tadinya aku insomnia --"

Entah do'a yang kuberi kepadanya di respon baik atau tidak. Yang penting aku benar-benar tulus mendo'akannya.
Once again!
Happy born day to you!! :) I feel happy too at this moment!! :) Hopefully all of your wishes can be come true!! :) Allah bless you, "friend" :)

Takdir Itulah Yang Menentukan

(BackSound : JodohPastiBertemu-CoverByDwitasari)

Kau yang disana, apakah kau tahu seberapa besar diriku mencinta? Seberapa besar penantian yang aku diami? Diam-diam rasa ini tak seperti dulu. Mengapa? Mengapa kau kian hari semakin membuatku bertanya-tanya? Kau ingat ketika tatapan mata kita bertemu secara tidak sengaja? Aku tahu, memang susah menjadi orang yang benar-benar kau inginkan. Tapi inilah diriku. Sebuah cinta yang tak direkayasa yang benar adanya.
Tapi, begitulah hukum alam. Ketika senang datang, sedihpun tak luput menghampiri. Kisah ini ibarat roda berputar. "Ketika ku kayuh sepeda dengan kencang, pasti roda yang tadinya diatas, akan cepat menjadi yang dibawah", "Ketika rasa cinta itu benar-benar besar, tak sedikit pula rasa sakit secepat kilat yang aku alami secara bertubi-tubi."
Andai kau tahu hidup ini yang sebenarnya. Aku salah! Salah besar! Aku menyisihkan rasaku terhadap orang lain yang 'sudah dekat' denganku demi kamu yang selalu kutunggu kapan akan sadarnya. Bodohkah aku? Ya! Padahal aku tahu, kau tak pernah benar-benar melihatku. Mungkin aku tak seperti yang kauinginkan. Mungkin aku tak terlalu bersinar diantara perempuan yang ada disekitarmu dan mungkin yang lebih dekat denganmu.
Memikirkanmu saja aku sakit. Apalagi jika aku benar-benar mencintaimu? Aku hanya berharap pada satu hal, yaitu "takdir kau dan aku." Karena aku tahu, takdir itulah yang menentukan bagaimana sebaiknya jalan kau dan aku. :)
(-♬Dalam hidup, pasti ada yang datang dan pergi.. Memberi cinta atau menembus luka.. Namun bukankah Tuhan selalu punya rencana? Setelah hujan pasti selalu ada pelangi.. Setelah luka pasti ada bahagia.. Setelah menunggu pasti akan ada yang datang.. Semua indah pada waktunya.. Jika kau mau menunggu, berusaha, dan berdo'a..-)

Apakah Itu Kita? Saling Memandang Namun Terdiam 1000 Bahasa?

Sudah lama aku mengenalmu. Dan dari awal itu, aku menganggap sosok sepertimu adalah yang kucari selama ini. Tapi entah mengapa, mulutku berkata berbeda. Dan pada akhirnya, aku lebih memilih 'dia' sebagai orang yan aku cintai. Tapi aku salah. Aku seakan kembali pada masa lalu. Masa dimana aku memilih engkau sebagai tempat hati ini berlabuh. Bayanganmu tak mudah untuk ku lupakan. Sosokmu yang tegas serta dewasa, mencoba aku untuk mencari sosok seperti itu pada diri orang lain. Namun aku tak bisa menemukannya. Akhirnya aku tersadar, bahwa hanya dirimu satu. Tapi apa ini semua sudah terlambat?

Sosokmu dari hari ke hari, kian aku kagumi. Akankah aku terjebak dalam hati seseorang yang aku kenal sejak lama, namun selalu terdiam 1000 bahasa? Aku merasa engkau adalah orang yang misterius. Bagaimana tidak, kita sering berjumpa, namun hanya berbicara sekedarnya. Tetapi sorot matamu itu yang membuat aku bertanya-tanya. Kata-kata para temanmu itu yang membuat aku penasaran. Siapakah dirimu sebenarnya selama ini? Dan ada apa diantara kita?

Hari demi hari-pun berlalu. Kubiarkan rasa ini mengalir sekedarnya. Namun takkan ku biarkan rasa ini tiba-tiba terhempas. Jika difikir-fikir, salahkah aku jika mencintai-nya? Salah, karena aku dan dia lebih cocok sebagai teman dan tak ada lebih. Lagipula, aku dan dia hanya disebut-sebut sebagai 'couple' pada suatu organisasi oleh teman-teman kami, dan setelah itu tak ada lebih. Benar, karena setiap manusia berhak memilih untuk mencintai seseorang siapapun itu dan bagaimanapun caranya.

Sorot matamu, senyummu, tingkah lakumu, sampai keseharianmu itulah yang membuat aku kagum. Kagum akan sosok seseorang yang pendiam tapi diam-diam memerhatikan. Entahlah, bagaimana caraku untuk mendefinisikan rasa ini. Dalam satu sisi, aku mulai mencintaimu. Namun dalam satu sisi lainnya, aku merasa ini tak mungkin untuk terjadi. Lantas, bagaimana caraku untuk melangkah dalam hati yang tak tentu arah? Kelak hati kecilku kan menjawabnya.

Jauh Terasa Dekat, Dekat Terasa Jauh, It's Our

(28-9-2013, 10:30pm)
Kita itu aneh. Ketika jauh kita terasa dekat. Tetapi ketika dekat kita terasa jauh. Apa aslinya yang terjadi diantara aku dan kamu? Kenapa kamu begitu acuh tapi sebenarnya kau juga ramah?
"Dia", adalah sebutan untuk sesorang yang sedang (hampir) tertidur pulas 'disana'. Selamat malam dan selamat beristirahat ya :)

Hari ini, aku bahagia. Rasa lelah itu hilang seketika. Rasa jenuh itu terbuang sia-sia. Yang aku rasakan hanya bahagia karena berada di dekatnya terus dan terus. Entah apa jalan yang Tuhan berikan untukku. Yang jelas, hari ini, dari siang sampai malam, aku bisa dekat terus dengannya. Misalpun tidak secara langsung. Tapi kurasa, itu sudah lebih dari cukup. Mengingat dirinya yang tidak begitu peduli dengan orang-orang disekitarnya. Terimakasih, Tuhan.
Memang tempat itu ramai. Tetapi, aku rasa selalu ada dia disekitarku dan tidak terlalu jauh. Jujur saja, aku nyaman dengan saat-saat seperti itu. Hitung-hitung ada penyemangatku untuk melakukan segala aktivitas yang ada. Menjadi penyemangat dalam diri yang sudah terlalu capek untuk bertahan secara maksimal. Akhir-akhir ini, aku memang banyak melakukan aktivitas.
Mungkin dia orangnya cuek. Tapi ketika aku berbicara dengannya, secara tidak langsung, ia merespon secara lembut kata-kata yang aku ucapkan. Tapi tetap saja, aku tidak ingin jatuh cinta kepadanya. Aku ingin seperti ini terus. Bisa dekat terus, berbicara layaknya teman biasa, dan aku bisa bercanda bersamanya.
Hahaha, aku misterius ya? Siapa sih dia yang sebenarnya itu? Ada 3 maksud "dia" dalam setiap babak entri-ku. Jadi, bagi pembaca entri-entriku yang sudah mengetahui, sshhtt.. Harap tenang :-p
Seandainya saja perasaan cinta itu tak serumit ini, mungkin aku akan mudah jatuh cinta kepada seseorang. Tapi ini rumit, sangat rumit. Aku ingin merasakan bahagia karena cinta(lagi), hanya saja aku tak siap jika hati ini akan tersakiti(lagi).

Aku Tak Ingin Mengatakan Ini Sebagai "CINTA"

Aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Mengapa aneh sekali rasanya. Aku merasa nyaman jika ada didekatnya. Aku merasa bahagia. Dan beban-bebanku seperti hilang begitu saja ketika aku berbincang-bincang atau bercanda dengannya. Jujur saja, sepertinya, ia adalah orang pertama yang bisa menghiburku ketika mood-ku benar-benar berantakan. Seperti ia mempunyai 1001 cara untuk membuat orang disekelilingnya tersenyum bahkan tertawa.
Entah sejak kapan, aku merasakan keanehan ini semua. KATANYA SIH, menurut beberapa fakta yang pernah aku baca, "jika seseorang sesekali memanggilmu dengan menyebutkan nama lengkapmu, berati orang itu tertarik padamu". Tapi apa begitu? Ya, memang sih, bisa dikatakan, sesekali ia memang memanggilku dengan nama lengkapku. Tapi aku masih tidak yakin. Terkadang caranya ia berbicara padaku juga lembut. Lembut sekali. Beda aja sih kalau sama teman-teman yang lain. Dia juga bisa jadi seseorang yang mengalah banget sama aku. Ya, terkadang aku masih kekanak-kanakan. Dan saat itulah ia terlihat lebih dewasa daripada aku. Aku tidak tahu kenapa. Tapi rasanya aku mulai menyukainya. Hanya menyukai. Tapi perlu kau tahu satu hal. Aku tidak pernah berfikir untuk menjadikanmu sebagai tempat pelarianku. Hanya saja, aku merasa, kaulah orangnya. Engkaulah yang bisa membuatku untuk melepaskan semua derita kisah kasih ini.
Tapi aku tak bodoh lagi. Aku tidak ingin semua ini telah "terlanjur" begitu saja. Aku ingin seperti ini terus. Menikmati hari-hari bersamamu. Biarkan aku tetap memendam semua ini. Sampai akan tiba waktunya yang tepat untuk menegaskan bahwa perasaan ini benar-benar bisa dikatakan sebagai cinta.

Kebahagiaan Karena-mu yang Pertama dan Terakhir

Aku tak bersedih, tapi hatiku teriris! Aku tak menangis, tapi hatiku sakit! Aku tak berteriak sekencang-kencangnya untuk menyuarakan apa yang aku rasakan, tapi sesungguhnya aku kecewa! Kecewa sekali. Segitu mudahnya-kah?:')

Baru saja kemarin aku mendapat kabar yang bahagia sekaligus mengejutkan dari salah seorang temanku. Tapi kini semua telah sirna. Semuanya hilang. Hilang tak berbekas dan pergi entah kemana. Apa kata-katamu di hari itu adalah hal yang membuat aku bahagia karena-mu yang PERTAMA & TERAKHIR?:) Begitu mudahnya-kah kau melupakan kata-katamu di hari itu? Mendapatkan jauh yang lebih baik-kah? Atau hanya sebuah kata manis dimulut kepada seseorang diluar sana? Jujur saja, aku kecewa dengan sikapmu. Dan hari itu juga, entah mengapa, tangisanku tak dapat ku bendung. Aku berlari ke suatu tempat yang tidak ada seseorang-pun yang bisa melihat aku menangis tersedu-sedu. Aku tahu, sekarang, jalan hidup kita berbeda. Masa lalu itu tak akan bisa menjadi masa depan. Dan tak akan ada sangkut pautnya dengan kehidupanku kelak. Iya! Aku tahu itu! Tapi apa kau tahu bagaimana rasanya mencintai dalam diam?! Apa kau tahu rasanya mencintai dalam sakit?! Apa kau tahu bagaimana rasanya mencintai dalam sebuah kekecewaan yang besar?!! Tegar-kah?! Kuat-kah?! Tidak semua orang begitu! Suatu saat akan rapuh!!! Suatu saat akan lemah!!! Kau kira aku setegar apa sampai-sampai kau sakiti secara bertubi-tubi...??!! Tenang, kesabaranku untukmu belum habis. Aku begitu bersyukur. Setelah mengenalmu, kesabaranku selalu tumbuh dan tumbuh lagi. Seolah-olah tak pernah ada habisnya. Kau tahu, mungkin saja, ini semua adalah awal perjalananku menuju kehidupanku sendiri tanpamu. Mungkin aku harus benar-benar mengikhlaskanmu untuk pergi. Merelakan sebuah rasa yang tak pernah kembali.
Ya Tuhan, buatlah ia bahagia dengan keputusannya. Jangan buat ia menyesal dikemudian hari. Buatlah agar hari-harinya menyenangkan. Berikan selalu kesehatan untuk dirinya. Jangan buat ia menderita. Jangan buat ia merasakan seperti yang aku rasakan akhir-akhir ini :) Dan tolong Ya Tuhan, berikanlah aku ketabahan dan kesabaran yang lebih untuk menghadapi ini semua. Dan semoga aku tidak pernah lupa untuk selalu mendo'akan dia :) Aamiin Yarabbalalamiin..o:)

Hari Penuh Kejutan

(27-08-2013)
Hari penuh kejutan? Mungkin kalau mendengar kata kejutan, kebanyakan dari kita bisa membayangkan suatu hal yang membahagiakan atau mengharukan. Tapi, tentu ada, kan? Kejutan yang malah membuat kita kesal bahkan sedih? Ya, semua itu aku rasakan hari ini.
Aku tidak tahu kenapa. Seakan-akan hari ini semua yang aku lakukan, selalu bersangkutan tentang dia. Mulai dari pagi hari, sampai sore hari ketika aku akan kembali ke rumah.
Pagi hari ketika akan diadakan ulangan, sebelumnya disuruh membuang sampah yang ada di laci meja oleh guru kami. Dan ketika aku selesai membuang sampah, aku akan masuk kelas lagi. Ketika aku melihat kearah pintu, ada seorang cowok. Oh, tidak apa-apa, ternayata dia hanya seorang temanku. Tapi ketika temanku itu berlalu . . . Dibelakangnya ada dia! Deg... Kami berpapasan di pintu! Tapi kenapa kami berdua sama-sama terdiam untuk sejenak, kemudian kami sama-sama melanjutkan jalan ke arah masing-masing. Duh... Kenapa harus ketemu hadap-hadapan disaat seperti ini? Aku yakin, konsentrasi ulangan-ku akan terpecah jika memikirkan kejadian tadi! Bagaimana tidak?! Tepat di depan mataku! Dan kami berdua sama-sama kaget + seperti orang hilang kesadaran yang cuma menatap satu sama lain sambil terdiam 1000 bahasa. Ahh.. Seandainya tadi ia tersenyum . . . Pasti senyumannya itu . . . Sangat . . . Ya begitulah. Xixixi ^^
Terus ini yang kedua. Sepertinya kedua sahabatnya sengaja menjahiliku -_-" Kan di kelas, aku sedang sendiri. Sedangkan ia sedang bersama 2 orang sahabatnya. Salah seorang sahabatnya memanggilku dengan tujuan yang tidak jelas. Tentu saja aku tidak berani menghampiri mereka bertiga! Kalau saja aku menghampiri mereka, pasti-lah aku menjadi bahan ejekan "cie cie" 2 orang sahabatnya itu!-_-" arrggh!-_-"
Ini yang ketiga. Kurasa aku masih tidak mempercayai ini semua. Cerita ini bermula dari ke-frontalan salah seorang teman dekatku. Ya, misalpun frontal yang benar-benar memalukan, tapi bagiku itu menyenangkan!^^ begini ceritanya.
Ketika upacara sedang berlangsung, kebetulan temanku ini baris di dekat dia. Kemudian temanku(T) ini bertanya sambil sedikit merayu agar dia(D) mau menjawab dan tidak marah :D Hahahaha kalau dipikir-pikir lucu juga(?)
T : "*menyebutnamanyadia* boleh gak nanya?"
D : "apa?"
T : "tapi bukannya aku mau buat kamu marah, aku cuma mau tau aja. Kan kamu baik nih, kenapa sih kamu itu tega nyakitin martha? Padahal martha itu masih sayang bgt sama kamu..."
D : "saya juga."
T : "tapi kenapa kamu putusin dia kalau kamu masih sayang? Itu sama aja kaya' nyakitin dia."
D : "*nothinganswer*"
Ada 2 kata yang membuat aku terkejut! "SAYA-JUGA"?! Jadi selama ini, aku selalu berfikiran yang salah. Ternyata selama ini . . . Hmmm..
Kemudian setelah selesai bercerita, temanku itu bertanya padaku. Memangnya kenapa putus? Aku jawab, mungkin benar kata sahabatnya dia. Karena orangtuanya. :')
Ini yang ketiga. Yang paling aku gak yakin misalpun aku lihat pakai mata kepalaku sendiri!
Waktu itu sekitar jam 3 sore, aku sedang di perjalanan untuk pulang ke rumah. Aku tidak tahu kenapa, tapi selama perjalanan pulang, rasanya aku gelisah, perasaanku ada yang tidak enak. Ketika berhenti di lampu merah, aku seperti medengar secara samar-samar, suara seseorang yang menyebut namanya selama berkali-kali. Untung saja lampu hijau segera menyala. Dan ketika aku melewati sebuah jalan raya. Di trotoar seberang sana! Apa aku tidak salah lihat?! Dia pulang jalan kaki dengan muka lesu atau bisa dibilang kecapek'an? Awalnya aku memandangi tanpa berkedip. Tapi pandanganku tidak salah! Itu benar-benar dia! Aku tidak tahu sejak kapan mata ini sembab rasanya dan aku tidak tahu sejak kapan hati ini refleks berdo'a, semoga ia baik-baik saja di jalan :')
Asal kamu tahu? Do'a dari hati ini, tak pernah berhenti terucap disetiap langkahku. Aku akan selalu mendo'akanmu, semoga engkau selalu baik-baik saja. Misalpun aku sudah tidak menemanimu lagi. :')

Thinking Of You

(25-08-2013)
Thinking of you? Berfikir tentangmu? Kurasa setiap hari kata ini perlu disebut. Atau mungkin setiap saat? Entah setiap hari atau setiap saat, yang jelas sekarang aku benar-benar memikirkanmu dan merindukanmu . . . Sungguh! :")

Apa kabaR kamu yang disana? :)

Apa kau ingat hari ini? Atau kau menjalaninya biasa-biasa saja seolah-olah tidak (pernah) terjadi apa-apa? Seandainya kau tau, hari ini aku menjalani hari dengan berat. Bagaimana tidak? Di wajah ini aku selalu tersenyum, tapi hati ini rasanya sakit. Mengingat saat-saat itu. Aku tidak menyangka hari itu adalah terakhir kalinya.
Apa kamu masih ingat? Waktu kamu memberi tahuku sebuah judul lagu dan kamu menyuruhku untuk mendengarkan lagu itu ketika aku sedang merindukanmu? Dan apa kau tahu? Sekarang aku benar-benar merindukanmu. Dan aku juga sedang mendengarkan lagu itu. Tapi kenapa berbeda rasanya? Rasanya . . . Lagu ini menyakitkan. (♬You make me so alive~ you give the best for me~ love and fantasy~) Apalagi dibagian lirik itu. "You make me so alive", sekarang tidak! Kau benar-benar membuatku hancur! Bukan hidup!. "You give the best for me", apa ini jalan yang terbaik untuk kita?! "Love and fantasy", cinta dan khayalan? Khayalan kebahagiaan bukan? Kurasa hanya cinta kahayalan. Tidak ada kata "dan"-nya. Kau tahu, apa khayalanku satu-satunya untukmu? Aku berkhayal, Tuhan menakdirkan kita untuk selamanya, bukan untuk sementara. Aku benar-benar merasakan kehilangan semua tentangmu. Dan, entah mengapa, akhir-akhir ini, ketika aku mendengar atau menyebut namamu, aku merasakan ada sesuatu yg sepertinya menusuk-nusuk hati ini. Rasanya berbeda. Kalau dahulu aku sangat senang, kini sebaliknya. Tetapi yang perlu kau ketahui satu hal! Dari dulu sampai sekarang, ketika aku melihatmu mengenakan jaket abu-abumu itu dan kemudian tersenyum . . . Deg! Mata ini ingin rasanya terpaku melihatmu! Dan mengapa jantung ini berdetak lebih kencang! Jujur saja, sampai saat ini, kalau aku melihatmu tersenyum, serasa ada yang berbeda pada detakan jantung ini. Mungkin aku dianggap bodoh oleh teman-teman karena aku mencintaimu. Mencintai orang sepertimu lebih tepatnya. Tapi memangnya ini salah? Tidak kan? Semua orang berhak memilih pada siapa ia jatuh cinta dan bagaimanapun caranya ia menunjukkan rasa cintanya. Yang aku pilih itu kamu . . . Semua kata-kata dan tulisanku ini, tak bisa menunjukkan seberapa besar cinta yang masih aku simpan untukmu . . . Sampai saat ini. Sampai kata terakhir ditulisan ini . . .
Kurasa aku bukan sekedar menyayangimu, apalagi mengagumimu. Tapi aku benar-benar mencintai dirimu yang sesungguhnya. :")

Apakah Tangisan Ini Dirasakan Olehnya?(2/2)

Setelah aku meresapi beberapa kalimat dalam novel yang barusan kubaca, aku mengerti, betapa bodohnya aku mempertahankan perasaan ini dan tetap mencintainya. Tapi betapa jahatnya aku jika aku mengacuhkannya dan membencinya! Toh selama ini diantara aku dan dia tidak memiliki masalah yang sangat berarti. Lantas aku harus bagaimana??!!
Aku memasuki kamar dengan langkah sedikit lemas, kemudian duduk di atas tempat tidurku. Aku ingin menangis! Tapi apa yang aku tangisi? Apa aku masih layak menangisi orang yang acuh kepadaku?! Layak-kah?! Tidak! Aku menangisi diriku sendiri! Aku menangisi perasaanku selama ini kepadanya! Kenapa harus terjadi?! Cukup aku yang merasakan sesakit ini. Tolong ya Tuhan, jangan buat dia merasakan sakit yang aku rasakan saat ini. Ini sungguh menyiksa dan menyakitkan. Seuntai kenangan itu muncul lagi dibenakku. Dari awal kami bertemu, sampai kami menjadi seperti sekarang. Kenangan ketika tengah malam, pagi hari, siang bolong, sore yang cerah, semua teringat dibenakku begitu saja. Terus terngiang suaranya yang lembut pernah menyadarkanku dari sebuah lamunan. Masih bisa aku rasakan, bagaimana caranya dia agar bisa membuatku tenang waktu aku merasa tertekan itu. Aku merindukan suara itu, aku merindukan perhatian itu, aku.. aku merindukan sosok dirimu yang selalu membuatku tertawa bahagia bahkan terharu atas perbuatan atau ucapan-mu. Aku merindukanmu! Kuharap ada sepatah kata darimu yang dapat menenangkanku dari kecemasan ini. Misalpun hanya lewat pesan.. Tapi apa itu mungkin? Disaat seperti ini? Ahh, tidak.
Sesaat setelah aku puas melampiaskan kekesalanku ini dalam air mata, rasanya aku tak ingin berbuat apa-apa. Ku matikan TV dan ponselku. Berharap tidak ada yang mengganggu pada saat-saat begini. Kemudian aku bergegas mencuci muka agar tidak terlihat habis menangis.
Aku kembali ke kamarku. Hatiku kuat! Aku harus bisa melewati cobaan ini! Aku menyamangati diriku sendiri. Lagi dan lagi. Entah sampai kapan.
Aku putuskan untuk mengecek ponselku. Aku ingin memecah keheningan(?) antara aku dan gadget-gadgetku ini.
Terasa seperti mimpi! Padahal baru saja aku menangis sekencang-kencangnya dan berharap ia datang dengan kata-katanya yang dapat memastikan bahwa ia sebenarnya tidak terlalu acuh padaku. Dan.. Kejadian itu sekarang terjadi! Aku tak percaya, kenapa bisa "pas" begini? Toh biasanya kalau sore ia jarang memegang ponselnya. Tapi kenapa? Semua kata-kata yang aku inginkan untuk memastikannya, terucap lewat pesan singkat yang masuk. Aku heran, mengapa masih saja seperti ini? Seperti... Dulu... Seperti ia bisa menebak apa yang sedang aku rasakan dan aku fikirkan. Kenapa sampai sekarang masih sering terjadi insiden "kebetulan"? Tapi apa itu benar-benar kebetulan? Dan mengapa kebetulan itu datang berkali-kali? Jika tidak? Lantas semua kebetulan itu menjadi apa? Menjadi ikatan batin yang kuat? Hahaha! Konyol. Yang jelas, disini, aku selalu merindukan-mu, meskipun setiap hari sekolah aku bisa bertemu denganmu. Entah mengapa~ Dan satu yang aku harapkan. Semoga engkau tahu, betapa sakitnya aku mencintaimu, dan betapa bodohnya aku karena tetap mempertahankan rasa itu! :')

Apakah Tangisan Ini Terasa Olehnya?(1/2)

(20-08-2013)
Disini, bertahan, sendiri, berjuang melawan sakit karena-mu di masa lalu-ku. Mempertahankan perasaan yang semakin hari, semakin tak tentu arah. Sakit, capek, sabar, kesal, berpura-pura, dan.. cemburu.. Tapi siapa diriku? Apa berhak kata cemburu itu masih terfikir? Entahlah.

Hari ini aku 'home alone'. Aku habiskan waktu-ku setelah pulang sekolah untuk membaca novel. Tapi entah kenapa, aku merasa novel itu menyadarkanku akan sesuatu. Sesuatu yang bersangkutan tentang masa lalu dan masa kini. Sejujurnya, aku tak tahu apa yang aku rasakan saat ini. Aku tak tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Dalam satu sisi, aku sudah lelah atas ini semua, aku ingin lari dari kenyataan ini, dan aku ingin melupakan segalanya. Tapi, di sisi lainnya, rasa ini masih ada.. masih tersusun secara sempurna dilubuk hati terdalam. Aku tak tahu apa yang aku fikirkan. Tapi terkadang aku berfikir, aku benar-benar tidak ingin kehilangan dia, aku tidak ingin mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa ini. Aku bodoh, bukan, jika berfikir seperti itu?! Tapi, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Memandangnya berdekatan dengan perempuan lain, aku merasa ada yang janggal dalam hati ini. Memandangnya yang selalu bermuka dingin, hatiku perih, sakit. Terkadang aku berhasil memergokinya melihat ke arahku. Tapi apa itu benar? Atau cuma halusinasiku saja? Mungkin bisa jadi hanya sebuah halusinasiku. Baru kali ini aku merasakan yang seperti ini. Ternyata.. mencintai orang itu seperti ini rasanya. Berarti yang dahulu-dahulu aku rasakan hanya menyukai, bukan mencintai. Dan cinta itu, pertama kali aku temukan dalam kedekatan aku dan kamu. Kita.

1 Bulan Yang Lalu

(Backsound:WhenYou'reGone-AvrilLavigne)
Apa kau ingat sekarang tanggal berapa?
9 Agustus, 2013
Apa kau ingat, jika dihitung mundur 1 bulan, menjadi tanggal berapa dan ada apa di hari itu?
Mungkin kau tidak mengingatnya. Tapi aku mengingatnya. Sangat mengingatnya.
9 Juli,2013. Jam setengah 12 malam.
Malam itu dingin. Dingin sekali bagiku. Aku tahu, kau sudah 3 hari tak seperti biasanya. Dan hari ini, semua pertanyaan dikepalaku dijawab oleh takdir. Takdir antara kau dan aku. Takdir yang tidak dapat ku lawan sedikitpun. Harus aku terima bagaimanapun caranya. Tapi berat sekali rasanya. Aku tak tahu mengapa. Apa yang aku rasakan sekarang aku tidak tahu. Tapi . . . Aku sangat merindukanmu . . . Merindukanmu yang dulu . . . Asal kau tahu satu hal. Kau tidak pernah hilang dari sini. Dari hati ini. Selama Tuhan mengizinkan untuk aku tetap mencintaimu. Sampai batas waktu yang telah ditentukan-Nya.
9 Agustus,2013.
Aku tahu, kita itu teman. Selama beberapa hari belakangan ini, kita terus berkomunikasi, bukan? Aku sangat senang jika waktu itu tiba. Waktu dimana LED hijau itu berkedip. Oohh, indahnya LED itu. Xixixi ^▿^ Setiap hari. Pagi, siang, sore, atau malam. Terkadang kita bisa sampai lupa waktu jika sudah larut malam dan sebaiknya beristirahat, bukan? Ya, aku bahagia. Bahagia sekali. Mungkin ini cara Tuhan untuk membuatku bahagia (kembali). Tapi tanpa aku sadari. Ternyata selama ini, jika aku terus-terusan kau buat tersenyum bahagia, mengapa hatiku justru merasakan sebaliknya? Sakit. Entah sejak kapan air mata ini mengalir. Aku bahagia! Tapi mengapa aku menangis?! Mengapa rasanya aku ingin menangis jika LED hijau itu berkedip?! Fikiran-ku mengatakan aku ingin bahagia dengan cara menjadi lebih dekat dengannya sejak kejadian 'itu'! Tapi tidak dengan hatiku. Aku . . . Aku merasa . . . Takut. Takut kehilangan dia untuk kedua kalinya. Aku takut jika aku justru mencintainya lebih dalam dari yang aku bayangkan. Bagaimana jika itu semua terjadi?!(⌣́_⌣̀) Apa aku harus mengabaikannya? Tapi . . . Aku tak sanggup jika harus mengabaikannya. Apa kau tahu? Aku merasa kehilangan. Kehilangan semangat yang membuatku lebih hidup. Kau ingat ketika kau bertanya, apa aku merindukanmu? Aku selalu menutup-nutupinya. Mengalihkan pembicaraan. Sampai pada akhirnya rasa rindu itu tak dapat ku ungkapkan secara langsung. Asal kau tahu? Aku disini selalu merindukanmu . . . Aku merindukan kata-kata yang ku dengar dan aku rasakan, yang selalu membuatku mampu melewati hari demi hari. Aku merindukanmu~
♬The words I need to hear to always get me trough the day.. And make it okay.. I Miss You~

Secercah Cahaya Dalam Kegelapan

28-07-2013 (21:46)
Adalah tanggal yang mengejutkan bagiku. Bagaimana tidak. Setelah kejadian 9 Juli yang lalu. Kami tidak pernah sedikitpun berkomunikasi. Mungkin kami butuh waktu untuk saling menyendiri dan menyadari atau menerima semua yang telah terjadi. Iya, itu mungkin. Dan hari itu, adalah awal dari "Secercah Cahaya Dalam Kegelapan" dimulai. Aku tahu, Tuhan masih mempunyai cara untuk membahagiakanku. Aku yakin itu . . .
05-08-2013 (4:51)
Aku mengakhiri makan sahur pada pagi ini. Dan langsung menuju kamar-ku kemudian menutup pintunya. Ku nyalakan ponsel-ku yang sengaja aku matikan. Lagian, buat apa menyalakan ponsel ketika aku sedang makan sahur. Toh juga tidak ada pemberitahuan terbaru masuk. Seperti SMS, BBM, Facebook, atau Twitter.
Tak berapa lama aku nyalakan. Ada 1 pesan masuk di ponsel-ku. Aku raih ponsel-ku kemudian membuka menu pesannya. Ahh! Nomor tidak dikenal, sms sepagi ini, bilang "hai :)" pula! Siapa dia? Aku ketikkan pesan balasan menanyakan "siapa?" kemudian mengirimnya. Tak butuh waktu lama. Tidak ada satu menit, pesan balasan masuk. Dan ternyata . . . Dia . . . Dia orang masih aku sayangi sampai saat ini . . . Aku tak percaya. Dan bodohnya aku, mengapa aku bertanya "(menyebutnamanya), gak salah ini?:/". Aku saking tidak percayanya. Dan ia bilang "nggak kok :)". DEG! Getaran hati itu . . . Getaran hati yang sudah lama tidak aku rasakan . . . Kini muncul lagi . . . Tetapi.. Mengapa ada sesak yang aku rasakan. Ada perih yang aku rasakan disini, di hati ini . . . Kenapa? Kenapa perih rasanya? Harusnya aku senang bisa berkomunikasi (lagi) seperti biasa dengannya. Tapi aku . . . Aku merasakan sakit hati yang beberapa waktu silam aku rasakan. Aku merasakan betapa rapuhnya diriku waktu itu . . . Entahlah.
Hari demi hari-pun berlalu. Entah apa yang ada dibenaknya. Entah apa yang ada difikirannya. LED Hijau . . . Pagi, Siang, Sore, dan Malam. Bertubi-tubi pesan masuk darinya secara bergantian. Bercanda sering kami lakukan bersama. Bahkan sampai lupa waktu. Hahahaha.. Sampai curhatan tentang keseharian selama liburan, telah kami ceritakan satu sama lain. Entah mengapa aku merasa lebih dekat. Itu aku, tidak tahu apa pendapatnya. Aku . . . Aku merasa terbang . . . Terbang di langit malam bersama bintang yang bersinar. Tidak terlalu bersinar. Tapi sinarnya itu bisa memberikan kedamaian disini, di hati ini. Dan bintang itu, adalah kamu. Kamu . . . Orang yang memberikan "Secercah Cahaya Dalam Kegelapan".

Apa ini Penyebab Kandasnya Mimpi?

Malam 31 Juli 2013..
Malam itu aku susah untuk tertidur. Aku tak tahu kenapa. Tapi rasanya aku gelisah. Menggelisahkan sesuatu.
Pada akhirnya, ada salah seorang temanku memberi tahu sesuatu lewat BBM atau Blackberry Messenger. Aku mendapatkan kabar, bahwa ternyata, semua mimpiku telah kandas dikarenakan orang tuanya mengetahui hubungan kami. Aku tahu, bahwa ini semua tadinya "backstreet". Tapi apa sampai segininya?
Aku tak tahu mengapa. Tapi mungkin, orang tuanya melarang gara-gara nilainya turun. Tapi apa begini caranya?
Sekarang aku tahu penyebab semuanya. Penyebabnya ia hanya memberi kabar ketika malam hari, dan terkadang sesekali pada pagi/siang hari. Itu semua karena ia tidak ingin keluarganya tahu. Aku tahu penyebabnya, mengapa ketika aku membicarakan tentang kakak perempuannya, ia marah, ia bercerita tentang kakaknya yang sok manja atau apa lah. Mungkin saja karena kakaknya tidak menyukaiku jika aku dekat dengan adiknya itu. Dan mungkin kakaknya tidak percaya 100% jika aku benar-benar mencintai adiknya itu. Dan mungkin kakaknya hanya mengira aku hanya menjadikan adiknya sebagai pelarian dan pelampiasan dari seseorang di masa laluku yaitu temannya. Tapi itu tidak kak..! Tidak sama sekali..:"( Aku tidak punya maksud begitu.. Tidak pernah terfikirkan olehku sedikitpun tentang itu..!!:"( Kini aku tahu, betapa beratnya ia mempertahankan hubungan kita dulu. Bahkan ia rela sampai terlambat masuk sekolah, kecapek'an, bahkan hingga jatuh sakit.. Kenapa dahulu aku tidak mengerti semuanya?! Mengapa aku baru mengerti setelah semuanya pergi?!:"( Aku menyesal.. Sangat menyesal.. Mengapa dulu aku tidak pernah berfikir bahwa kau telah memperjuangkan hubungan kita dengan berat?! Dapatkah aku memperoleh satu kata maaf darimu, sekali lagi?

LED Hijau Di Malam Hari (2/2)

Malam ini, aku merasa lelah. Entah lelah karena apa. Mungkin aku lelah dengan hatiku saat ini. Aku menuju kamar tidurku, mematikan lampu, dan menutup pintu. Tapi aku tidak langsung tertidur. Aku lebih memilih mendengarkan musik sekaligus chat dengan salah seorang temanku di layanan BBM atau Blackberry Messenger. Cukup lama aku chat dengan temanku ini. Aku ingin sekali curhat kepadanya kalau aku sedang merindukan seseorang. Tapi.. Tidak jadi.. Lebih baik aku memendamnya sendiri. Satu dua kata aku ketikkan. Dan tepat sampai pertengahan kalimat. LED itu! LED ponsel-ku! Menyala! Tidak! Aku tidak percaya! Seketika badanku terasa dingin, misalpun aku sedang meringkuk di balik selimut yang lumayan tebal. Ujung-ujung jari tanganku dingin. Dingin sekali. Aku cek ponsel-ku, siapa tahu sedang dicash dan kemudian penuh sehingga LED itu berkedip. Tapi tidak! Tidak di cash! Baterai ponsel-ku penuh. Tapi apa aku mimpi? Tapi tidak! Ini nyata! LED hijau itu.. LED hijau itu.. Menyala untuk pertama kalinya sejak insiden 9 Juli yang menyedihkan! It's impossible for me~
Aku beranikan untuk membuka menu "pesan" di layar ponsel-ku. Dan dugaanku benar! Dia.. Dia orang yang aku cintai sampai detik ini! Telah mengirimkan pesan singkat kepadaku! Aku tidak percaya. Tapi ini kenyataan. Dan ada apa? Malam-malam begini? Aku tanyakan kepadanya. Ternyata ia hanya bertanya tentang buka bersama yang diadakan anak-anak kelas kami. Tapi kebetulan aku tidak ikut. Jadi aku tidak tahu apa-apa. Maafkan aku ya :( Setelah aku tanya dia, "Kenapa kamu nanya begitu? Bukannya katanya *namaseseorangteman* kamu ikut?". Waduh! Kenapa aku bertanya seperti itu? Kalau dicermati baik-baik, kalimatku itu menunjukkan aku masih mencari-cari informasi tentangnya di teman-temannya. Aahh.. Paboya yeoja!>_< Kami mengobrol singkat. Tidak sampai lama. Tapi menurutku, itu adalah salah satu detik-detik yang terlama dalam hidupku. Sebenarnya, banyak yang ingin aku katakan kepadanya. Pertama, ini pertanyaan yang sangat bodoh sebenarnya, aku ingin bertanya, "tumben sms?" Atau "tumben pegang HP-nya?" Atau mungkin "Tumben masih ingat denganku?". Aaahh.. Aku tidak mungkin menanyakan hal itu!>_< Dan yang kedua! Ini lebih bodoh lagi!!!>_< Hampir saja aku curhat dengannya!!-_-" Padahal, orang yang bakalan aku curhatin itu, yaa dirinya sendiri!!-_-" Mana mungkin aku curhat dengan orang yang aku maksud dalam curhatan-ku??!! Ahh sudahlah. Tapi aku merasa, kali ini dia berbeda. Apa itu saja yang ingin dia katakan? Kenapa tidak penting sekali? Dan kenapa harus bertanya kepadaku? Kenapa tidak ke sahabatnya yang datang di acara buka bersama itu? Dan biasanya, ketika aku menjawab dengan kata "Ok!(Y)" atau "Siip..(y)", dia sudah tidak membalas pesanku lagi. Tapi ini tidak! Ia membalasnya lagi. Walaupun hanya sekedar "Hmmm..", Tapi ini tidak seperti ia yang biasanya. Ya Tuhan.. Ada apa denganku?! Dan sekarang, aku amat sangat-sangat merindukannya! Sungguh..(⌣́_⌣̀) Hmmm..(˘̩̩̩_˘̩̩̩)

LED Hijau Di Malam Hari (1/2)

Aku merindukannya. Sangat merindukannya. Dan hari ini, 28 Juli 2013. Adalah hari dimana aku pertama menangis karena-nya lagi setelah tanggal 16 Juli 2013. Entah kenapa, berat rasanya untuk melepaskan semua rasa ini. Apa ini semua sudah terlalu dalam? Entahlah. Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. Masihkah aku menyayangi bahkan mencintai orang yang menyakitiku? Bodoh-kah aku? Kemana aku dulu yang selalu cepat melupakan orang-orang di masa lalu-ku? Kini aku berubah.. Berubah.. Karena-nya.. Dia.. Orang yang aku cintai.. Sedang apa dan apa kabar kau yang disana? Apa kau sedang melihat langit malam sepertiku? Apa kau melihat bintang-bintang itu? Jika iya, begitu indah, bukan? Aku tahu, kau dan aku sudah tidak menjadi "kita" lagi. Dan aku merasa kita jauh walaupun sebenarnya dekat. Tapi aku akan merasa dekat(dekat dihatiku saja tentunya,_,), jika aku memandangi bintang-bintang itu satu persatu. Dan berharap bisa melukiskan inisial-mu di bintang-bintang itu. Tapi masih satu harapan terbesarku. Yaitu bisa berbaring di atas rerumputan hijau, memandangi bintang dan melukiskan sesuatu.. Bersamamu.. Hanya denganmu..3-| Apakah kau telah mengetahui keinginanku yang satu ini? Aku rasa tidak.. Baiklah.

25 Pertama Tanpa Kata "Kita"

(25-07-2013)
Ku buka mata ini, masih berat rasanya. Tapi harus aku paksakan, untuk menuju sekolah. Dan, aku mengingatnya! Ini, tanggal 25 Juli! Fikiranku melayang menuju hari-hari yang telah kita lewati bersama. Hari ini, tepat dimana 4 bulan yang lalu aku dan kamu menjadi "kita". Tapi, sekarang, semuanya tidak lagi. Kini semua hanya menjadi kisah belaka yang tak mungkin menyambung ke masa depan. Mungkin ketika berhadapan denganmu, aku terlihat bahagia, tanpa beban, ceria, bahkan seolah-olah aku tidak memperdulikan kehadiran-mu di kelas itu. Tapi apa kau tahu? Sesungguhnya, hatiku sakit. Hancur rasanya. Aku terlihat ceria karena aku tidak mau dianggap lemah atau sebagainya. Aku harus kuat menjalani setiap cobaan! Harus! Oiya, tadi ketika aku melihat ke arah-mu, jujur aku bahagia loh. Aku gak tau kenapa, tapi aku bahagia jika melihat-mu. Apalagi jika melihat-mu tepat pada saat itu, kau sedang tersenyum. Ahh, hatiku merasa tersihir lagi. Xixixixi. Tidak, aku bercanda. Aku hanya merasakan ada rasa yang berbeda dihatiku. Entah itu apa. Mmm, oh iya, kalau ini satu bulan yang lalu, sekarang aku sedang menunggu-mu membalas pesan-ku. Aku tahu itu saat-saat yang paling tidak ku suka. Tapi rasanya aku rela menjalaninya kalau itu menunggu-mu. Setengah jam, tidak ada balasan. Satu jam, tidak ada balasan. Yaa, aku lama-lama ngantuk. Dan akhirnya aku tertidur. Tapi ketika pagi hari tiba, aku buka ponsel-ku, dan ada 2 pesan masuk. Satu dari operator -_-" satunya lagi dari dia. Ternyata, dia sedang sakit pada saat itu :( Ahh, aku jadi merasa bersalah :(.
Tapi itu satu bulan yang lalu. Kini semua itu telah hilang. Hilang dalam duniaku. Tetapi tidak hilang di hatiku. Mungkin aku telah mengucapkan kata "move on". Tapi aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa itu sepenuhnya. Hanya saja, kini aku bisa menangani kesedihanku. Asal kau tahu? Disini, aku masih menyayangimu :') sungguh! :')
Apa bulan depan aku masih bertahan untuk merasakan hal yang sama?(º̩̩́⌣º̩̩̀)

Pertemuan Pertama Di Hari Pertama

(15-07-2013)
Pagi itu aku terbangun dari tempat tidur-ku. Ahh, aku sedikit terlambat bangun di hari pertama masuk sekolah. Tapi, apa istimewanya sih hari ini? Bagiku ini hari menyakitkan. Inilah hari pertamaku bertemu dengannya ketika aku dan dia tidak tersebutkan "kita" lagi.
Ketika memasuki area sekolah, aku bingung. Kemana teman-temanku. Aku tengokkan kepalaku ke lantai 2 tempat kelas 8D berada. Dan peratama mataku tertuju pada 1 objek! Ahh! Kenapa harus dia?! Sesaat aku hanya memandanginya. Tetapi aku sadar. Kenapa aku memandanginya? Ahh, lebih baik aku naik ke atas dan mencari teman-temanku. Tapi, satu dua tangga ku naiki. Dan ketika hampir menginjak lantai 2, nafasku tercekat. Hatiku berdegup. Mataku sempat sembab beberapa saat. Untung saja ada salah seorang temanku datang. Ya, setidaknya kami bisa menuju ke kelas bersama. Dan untuk menuju kelas, aku harus melewatinya! Tapi ketika aku ingin melihatnya dari dekat, aku tak sanggup. Secara refleks aku menundukkan kepalaku. Dan disitulah sepertinya mataku kembali sembab. Ketika aku memasuki kelas, seperti tak ada hawa segar. Semuanya kacau. Udara, tempat, dan teman-teman yang memandangku seolah-olah ingin bertanya "mengapa putus?". Aahh, aku benar-benar tak sanggup! Sangat tidak sanggup! Ketika itu, bulir pertama air mataku di pertemuan pertama di hari pertama itu jatuh. Sakit sekali rasanya. Hatiku juga merasakan pedih yang sangat pedih. Kenapa ya Tuhan?! Kenapa semua ini terjadi?!
Mungkin salah seorang temanku mengetahui, betapa sakitnya aku ketika berada di kelas ini dan betapa sakitnya aku ketika teman-teman lain menatapku seolah ingin bertanya. Dan Ia-pun membawa-ku ke kelas 7D. Ya, sekedar mendapat kesenangan sedikit ketika bertemu dengan adik-adik kelas baru. Tapi, lagi-lagi aku harus melewatinya! Bagaimana bisa?! Keluar dari kelas ini saja aku masih menahan air mata dan mulutku agar tak bersuara untuk mengeluarkan segala kekecewaanku. Bagaimana bisa aku melewatinya?! Dengan sedikit semangat dari temanku dan dari diriku, aku mencoba melewatinya dengan tidak memperdulikan apapun yang terjadi. Tapi, semua itu lebih menyakitkan! Tangisanku semakin menjadi-jadi! Ahh! Sial! Semoga ia tidak mendengarnya! Apalagi merasakannya! Aku telah kecewa dengan diriku yang terlihat lemah!
Ku kira di kelas 7D pikiranku akan membaik. Ternyata aku salah! Tiba-tiba saja aku terbayang-bayang semua masa lalu itu! Semuanya! Ahh! Sial! Mengapa begini?! Di fikiranku masih terbayang jelas, ketika aku dan dia sedang berdua menghadap taman sekolah. Ketika itu ia menenangkan fikiranku yang sedang kacau. Tapi sekarang?! Fikiranku lebih kacau daripada itu! Dan tiada seorangpun yang mengerti! Kenapa aku begini??!! Aku benci diriku sendiri ketika sedang begini!!
Aku tak ingin bercerita banyak. Karena aku tahu, akan sakit sekali rasanya. Dan entah kenapa, mungkin saja rasa sakit hatiku itu menjalar sampai sakit di tubuhku sekarang. Hmm.. Aku hanya ingin bilang. Apakah setelah ini aku masih percaya, bahwa cinta itu indah? Entahlah.

Apa Ini Adalah Arti Dari Semua Mimpi?

Waktu demi waktu telah berlalu. Dan sekarang aku tahu, semua mimpi-ku itu tidak akan menjadi nyata. Tapi, kenapa harus kandas secepat ini? Setelah "mimpi buruk" itu terjadi, aku mengerti. Inilah akhir dari mimpi-mimpi indah-ku. Inilah akhir kisah cinta ini. Semua berakhir, dan aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Setelah aku bermimpi tentang-mu sebanyak 5 malam berturut-turut, mungkin ini arti semua mimpi itu. Ya memang mimpinya indah. Tapi arti mimpinya yang tidak indah sama sekali. Aku tidak percaya atas semua ini. Kau tahu? Bahkan aku belum sempat bercerita tentang mimpi-mimpiku itu ke kamu. Cerita mimpi indah yang tak pernah tersampaikan. Walaupun aku sangat ingin kau mengetahuinya. Tapi kurasa itu tidak mungkin. Ya, kau tidak mungkin tahu. Kenapa aku bermimpi kau mengatakan "Tolong, jangan tinggalin aku sendirian~". Aku tidak meninggalkan-mu sendiri. Tapi kenapa aku? Kenapa aku yang kau tinggalkan~ sendiri? Sendiri melawan sepi dan gelapnya malam. Kau tahu kan, ini semua sakit! Sakit sekali! (˘̩_˘̩̩) Kini~ semua mimpi indah-ku telah sirna. Khayalan-ku seperti hilang. Kenapa kau menghancurkan semuanya?:'( Kau tahu kan aku menderita seperti sekarang?:'( Apa disana kau bahagia dengan keputusan-mu? Sudahkah kau bersenang-senang untuk merayakannya?:'( Sakit!:"( Sakit sekali!:"( Apa kau tahu? Setiap jam 10 malam, aku seperti menunggu sesuatu yang tak mungkin ku dapatkan. Aku menunggu ada LED blackberry-ku 'berkedip' dengan warna hijau-nya. Tapi, aku tahu, itu tidak mungkin. Bahkan sekarang aku sangat merindukan-mu. Melebihi rindu-ku di hari-hari sebelumnya. Tapi sepertinya, jika bertemu dengan-mu, akan lebih sakit rasanya. Lantas? Bagaimana esok hari? Besok sudah mulai masuk sekolah(lagi). Dan itu artinya aku akan bertemu dengan-mu? Apa yang harus aku perbuat? Apa yang harus aku katakan jika ada salah seorang teman yang bertanya? Aku.. Aku.. Tidak siap untuk esok hari. Tolong aku ya Tuhan. (⌣́_⌣̀)

Ketika Semua Mimpi Itu Telah Kandas (2/2)

Tapi kesempurnaan hidup itu, tak bertahan lama bagiku. Kenapa kebahagiaan ini hanya sesaat? Apa yang harus aku perbuat? Apa yang harus aku katakan kepada mereka yang belum mengerti bahwa ini semua "kandas"? Kau telah menghancurkan semua khayalan dan mimpi kita dulu. Kenapa harus secepat ini?:" Apa kau tahu? Disaat dirimu mengatakan sebuah kata-kata yang tersusun secara 'sempurna' tetapi 'sangat menyakitkan' pada malam itu, nafasku tercekat, hatiku sakit, mulutku tak mampu berkata lagi, tubuhku lemas seperti kehilangan sesuatu di dalamnya. Tapi itu apa? Apa aku baru saja merasakan kehilangan cinta-mu? Aku tak percaya. Tapi kurasa begitu. Dan saat itu, air mata ini mengalir deras begitu saja. Air mata yang tidak dapat kutahan. Aku seperti ingin berteriak sekeras-kerasnya pada saat itu. Menyuarakan kekecewaanku saat ini. Aku sangat kecewa dengan keputusanmu itu. Aku tahu kita masih bisa berteman. Tapi, bagaimana jika aku bertemu denganmu? Apa aku mampu menahan rasa sakit ini? Apa aku mampu menahan semua air mata yang ingin berjatuhan ini? Aku tak yakin tetapi aku ingin. Aku akan selalu mencoba terlihat tegar ketika dihadapanmu. Tapi apa kau tahu? Hatiku rapuh. Rapuh sekali. Tak ada seorangpun yang tahu, bagaimana sakitnya menjadi aku yang sekarang. Mungkin saat ini aku terjatuh. Tapi ingatlah, suatu saat nanti aku akan bangkit dan berdamai dengan semua keadaan di masa lalu-ku. Aku yakin itu. Karena Tuhan masih bersama-ku. o:)

Ketika Semua Mimpi Itu Telah Kandas (1/2)

Cerita ini, bermula dari tanggal 25 Maret 2013 lalu. Ya, itulah awal sebuah kisah cintaku dimulai. Memang, awalnya indah sekali. Kami selalu melewati segala hal bersama. Suka maupun duka, sudah pernah kami rasakan. Terbang ataupun terjatuh, sudah kami alami. Pada saat itu, aku merasakan hidupku yang semakin sempurna. Ya, sempurna karena kehadiranmu dan kasing sayang-mu tentunya. Ahh, jika membayangkan saat-saat itu, aku merasa seperti berada di mimpi. Oiya, apa kau ingat ketika aku mengatakan ingin melihat bintang-bintang sambil berbaring di atas hamparan rumput hijau bersama orang yang aku sayangi suatu saat nanti? Asal kau tahu, yang aku harapkan untuk menemaniku disaat itu adalah kamu. Dan apa kau ingat ketika aku mengungkapkan impian-ku yang aneh? Ya, aku bermimpi memiliki rumah pohon dan memelihara anak singa(?)/beberapa kucing di rumah pohon itu bersama seseorang yang aku sayangi. Dan aku juga berharap orang itu adalah kamu. Hmmm.. Seandainya kau tahu, seberapa besar rasa cintaku ini. Rasa yang tidak bisa tertuliskan oleh kata-kata. Aku-pun sudah berjanji dalam diriku, untuk tidak melepaskanmu dalam keadaan apapun itu. Apa aku salah jika mencintaimu sedalam ini? Entahlah.

5 Malam Bertemu di Alam Mimpi (2/2)

Malam 4 Juli 2013 : Seperti berada di kelas. Ia duduk disampingku, kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu-ku kemudian menggenggam tangan-ku.
Malam 5 Juli 2013 : Entah berada dimana. Yang jelas, di tempat itu, kami bisa bersenda gurau bersama. Hanya berdua.
Malam 6 Juli 2013 : Mimpinya simple. Hanya aku bermimpi sms-an saja. Dan aku tersenyum-senyum sendiri. Hehehe.
Malam 7 Juli 2013 : Mimpi yang ter-ANEH. Aku bermimpi bermain basket bersama 1 orang teman lelaki-ku. Dan Ia melihat dari pinggir lapangan, kemudian Ia bertiriak "Hey! Bisa minggir dari sampingnya Martha?!". Dan saat itu, aku langsung menghentikan permainan basketku. Dan teman lelaki-ku itu-pun pergi. Di lapangan, aku masih terdiam memandangi dia yang berada dipinggir lapangan sekaligus memegang bola basket-ku tadi. Ia langsung menghampiriku. Saat itu juga, aku lepaskan genggaman pada bola basket kemudian menggelinding entah kemana. Dan, ini yang aneh! Ia memelukku sambil berkata "tolong jangan tinggalin aku sendirian~". Aku kaget! Dan~ aku-pun terbangun -,-"
Malam 8 Juli 2013 : Lagi-lagi mimpinya simple. Aku hanya bermimpi meminta maaf padanya. Tapi ketika aku bangun, refleks, aku mengetikkan pesan singkat yang isinya meminta maaf, kemudian aku kirim ke dia.
Itulah cerita mimpi-ku. Aku tidak tahu apa arti ini semua. Tapi mungkin suatu saat nanti aku akan tahu.

5 Malam Bertemu di Alam Mimpi (1/2)

Mimpi. Adalah hal biasa yang dialami banyak orang. Termasuk aku. Tapi, bagaimana jika mimpi 5 kali berturut-turut dan orang yang dimimpi-kan itu sama? Apa itu biasa? Entahlah. Hhmm, ceritanya begini. Malam itu, tanggal 4 Juli 2013, aku bergegas ke kamar untuk tidur. Tapi aku tidak langsung tidur. Melainkan seperti biasa, begadang sekaligus "sms-an" sama dia. Hihihi ^^ kami sama-sama suka begadang sih ^^ Kalau kata orang, jika malamnya bermimpi setelah itu terbangun, kemungkinan akan melupakan mimpinya. Tapi tidak dengan aku! Mimpi itu masih jelas-jelas terbayang diingatan-ku. Sampai sekarang! Ya, awalnya ketika aku bermimpi dua kali berturut-turut, aku masih tidak terlalu memikirkannya. Mungkin karena terlalu kangen. Ya, sekolah kami libur. Otomatis kami jarang bertemu. Bagaimana tidak kangen kalau begitu. Hahaha. Tapi setelah yang ke-5, aku berfikir, ada apa ini? Kenapa begini? Mengapa akhir-akhir ini aku terus berminpi tentang-nya? Ya! Bagaimana tidak aku terbayang-bayang oleh mimpi itu. Mimpi itu cukup aneh. Entah waktunya atau kejadian di mimpinya. Yang jelas sama-sama aneh menurutku >_< Hmm, aku cerita'in inti mimpinya deh.

25 Maret 2013 Yang Bahagia (2/2)

(Kembali ke Tanggal 25 Maret) Aku berjalan menyusuri lorong koridor lantai 2 sekolahku. Ya, saat itu kelas-ku berada di paling ujung. Tapi tunggu dulu! Siapa yang di depan kelas itu?! Setelah aku perhatikan, ternyata orang itu! Orang yang aku suka datang duluan! Astaga, aku malu~ Disaat itu, murid-murid kelasku baru berdua yang datang! Astaga, aku harus berbuat apa?? Untung saja ada temanku dari kelas sebelah. Aku berbincang-bincang dahulu bersamanya, sekalian menunggu teman-teman kelasku yang lainnya datang. =SKIP=. Waktu pulang tiba. Tapi aku tidak bergegas pulang, karena aku langsung menunggu waktu untuk estrakulikuler capas-ku berlangsung. Aku tidak sendiri, aku ditemani 1 orang teman perempuanku. Tapi tunggu! Ada dia beserta 2 orang temannya. Mengapa mereka belum pulang? Kuberanikan bertanya kepada salah seorang temannya dia. Oh, ternyata mereka ada estrakulikuler volly. Sikap orang yang aku suka itu berbeda siang ini. Tak seperti biasanya yang 'whatever-lah'. Ia terus memerhatikanku. Bahkan saat aku di jahili salah satu temannya, ia menjadi 'pahlawan kesiangan'. Saat itulah aku percaya, bahwa nomor tidak dikenal yang sms ke ponselku lusa malam itu adalah dia. =SKIP=. Malam hari tiba. Ahh, betapa lelahnya aku telah beraktivitas seharian. Ku coba untuk memejamkan mata, tapi tak kunjung bisa. Aku putuskan untuk mengutak-ngutik ponselku terlebih dahulu. Dan aku putuskan untuk meminta maaf kepada dia. Karena kemarin lusa ketika dia sms aku sempat memarahinya. Ku kira dia orang iseng, ternyata tidak. Dan aku juga berterimakasih karena menjadi 'pahlawan kesiangan' untukku.
Setelah lama kami berbincang-bincang di sms. Ada 1 pesan yang isinya tidak aku duga sama sekali. "Menanyakan masalah hati". Kuharap yang membaca ini, mengerti maksud-ku. Dan dengan 'bismillahirrohmanirrohim', aku meng-'iya'-kan pertanyaan sekaligus pernyataan itu. Ya! Kebahagiaan baru di hidupku-pun dimulai! :)

25 Maret 2013 Yang Bahagia (1/2)

Senin, 25 Maret 2013. Ku buka mata ini dan siap-siap untuk menuju sekolah. Aku merasa bahagia bisa bersekolah disini. Kebahagiaanku semakin lengkap, ketika ada seseorang yang menjadi "penyemangatku" ^^ Memang sih, aku baru saja *ekhm "menyukainya" dari tanggal 18 Maret. Hihihi ^^ Waktu itu satu hari sebelum ulang tahunku. Dan ketika aku ulang tahun, sejujurnya saja, aku ingin sekali mendapat ucapan darinya. Tapi, ahh itu tidak mungkin. Bagaimana bisa jadi, saat itu sekolah sedang libur karena kelas 9 ujian, dan dia pasti tidak memiliki nomor ponsel-ku. Pufft!-_-" Aku berkhayal lagi deh -_-" Tapi, ketika tanggal 23 Maret, waktu itu kalau tidak salah jam 9:30 malam. LED ponsel-ku 'berkedip'. Aku buka pesan yang masuk. Ahh ternyata nomor tidak dikenal. Aku baca ini pesannya. Dan isinya "Selamat ulang tahun, maaf telat ngucapinnya :)". Ya, aku sih berterimakasih dan bilang tidak apa-apa. Tapi, siapa pengirimnya? Setelah aku tanya-tanya, ternyata itu orang yang aku suka. Tapi aku-pun sempat memarahinya. Ya siapa tahu itu adalah orang yang sengaja 'ngerjain'. Tapi ia tetap bersikeras dan meyakinkan-ku, bahwa itu adalah dirinya, orang yang aku sukai. Tapi, ahh aku tidak percaya begitu saja.